Senin, 07 Agustus 2017

NERACA BAHAN MAKANAN 2015

KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
TAHUN 2015
(BERDASARKAN ANGKA TETAP 2015)


Naskah                :
-          KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA


Penyunting         :
-          KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA


Diterbitkan oleh:
-          KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA


Pembiayaan       :
       APBD Tahun 2015 Satuan Kerja Perangkat Daerah
       Kantor Katahanan Pangan dan Penyuluhan 
       Kabupaten Penajam Paser Utara


Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
       May be cited with reference to the source

 














     

KATA PENGANTAR


Dengan memanjatkan Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT,  Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan  Kabupaten Penajam Paser Utara dapat menerbitkan publikasi “NERACA BAHAN MAKANAN KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA TAHUN 2015”.
Penyajian data dalam bentuk publikasi ini melalui uraian tabel rata-rata penyediaan kalori, protein dan lemak yang tersedia untuk dikonsumsi per kapita per hari. Bahan – bahannya dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik melalui survei pemasukan bahan pangan yang merupakan data pokok, serta dilengkapi dengan data sekunder yang berasal dari instansi dan lembaga atau dinas terkait.
Manfaat data yang disajikan ini disamping dapat mengetahui tingkat ketersediaan bahan makanan yang ada, juga dapat mengetahui tingkat produksi makanan yang didatangkan atau dikirim dari dan ke luar wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara, jumlah yang tersedia untuk makanan ternak, bibit dan sebagai bahan baku / bahan penolong industri yang kesemuanya itu dapat dimanfaatkan untuk merumuskan kebijaksanaan daerah yang berkenaan dengan penyediaan pangan bagi penduduk khususnya di bidang pangan dan gizi.
Akhirnya pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi ini. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan guna penyempurnaan dan pengembangan publikasi ini lebih lanjut.


Petung, November 2015


Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kepala,



SURITO, SP, MP
Pembina Tingkat I
NIP. 196205181987031010


DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..
i
ii
iii
iv
I. PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1.1. LATAR BELAKANG…………………………………………………………….
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………………….
1.3. LANDASAN HUKUM…………………………………………………………
1
1
5
6
II. KONSEP DAN DEFINISI………………..…………………………………………
2.1. NERACA BAHAN MAKANAN..……….……………………………………
2.2. ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG)..……………………………..…………
8
8
18
III. METODOLOGI……….………………..…………………………………………
3.1. JENIS DAN SUMBER DATA.......……….……………………………………
3.2. PENGHITUNGAN NERACA BAHAN MAKANAN.......………..…………
20
20
23
IV. KOMPONEN NERACA BAHAN MAKANAN……………………….…………
4.1. KETERSEDIAAN PANGAN…...……….……………………………...………
4.2. KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI………………………………………
24
24
31
V. KESIMPULAN………….………………..…………………………………………
50
LAMPIRAN…………………………………………………………………….………
52

 

 

 


DAFTAR TABEL


Tabel 1.

Tabel 2.
Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13.

Ketersediaan pangan kelompok padi-padian tahun 2015……………….

Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok padi-padian………
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok makanan berpati Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok gula……………….
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok buah biji/berminyak
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok buah-buahan…….
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok sayuran…………..
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok daging…………….
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok telur……………….
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok ikan………………..
Ketersediaan pangan dan gizi per kapita kelompok minyak dan lemak
Rata-rata kalori, protein, lemak menurut sumbernya……………………
Ketersediaan energi dan standar penyediaan pangan harapan………….

26

34
35
36
37
38
40
42
43
44
46
47
48

 

 

 



BAB I

 PENDAHULUAN


1.1. LATAR BELAKANG


        Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sistem ini menjamin adanya ketersediaan pangan dengan distribusi yang merata dan harga terjangkau, dan sesuai dengan besarnya kebutuhan dan pola konsumsi penduduk. Ketiga komponen utama ini (ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan) merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam menjamin suatu kondisi ketahanan pangan yang mantap.

Text Box: ……Ketahanan pangan diartikan sebagai ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi oleh masyarakat untuk menopang aktivitasnya sepanjang waktu……
Ketersediaan pangan sangat tergantung pada kemampuan produksi berbagai jenis makanan pokok di dalam negeri, dan pada perdagangan bahan makanan antar wilayah (ekspor dan impor), yang pada gilirannya mempengaruhi cadangan pangan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pangan saat sekarang maupun masa mendatang di seluruh negara. Ketika ketersediaan pangan terjamin, faktor krusial berikutnya adalah memastikan suatu distribusi pangan yang secara proporsional merata di seluruh wilayah negara dengan penetapan harga dasar eceran yang terjangkau oleh seluruh masyarakat.
Peningkatan ketahanan pangan merupakan prioritas utama pembangunan, karena pangan merupakan kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia. Sebagaimana disebutkan di atas, ketahanan pangan diartikan sebagai ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup, terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi oleh masyarakat untuk menopang aktivitasnya sepanjang waktu.
Secara nasional, kewajiban mewujudkan ketahanan pangan tertuang secara eksplisit dalam UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, di mana secara umum mengamanatkan bahwa Pemerintah bersama masyarakat berkewajiban mewujudkan ketahanan pangan nasional.  Ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian dan berkelanjutan senantiasa diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi keberlanjutan eksistensi bangsa Indonesia. Upaya mewujudkan ketahanan pangan tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor internal maupun eksternal yang terus berubah secara dinamis. Dinamika dan kompleksitas ketahanan pangan menimbulkan berbagai permasalahan dan tantangan serta potensi dan peluang yang terus berkembang yang perlu diantisipasi dan diatasi melalui kerjasama yang harmonis antar seluruh pihak terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Penyelenggaran standar pelayanan  minimal ketahanan pangan ditingkat daerah kabupaten/kota juga diarahkan untuk mencakup tiga aspek penting yang dapat digunakan sebagai indikator pencapaian standar pelayanan ketahanan pangan, yaitu (a) ketersediaan pangan, yang diartikan bahwa pangan tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun mutunya serta aman, (b) distribusi pangan, adalah pasokan pangan yang dapat menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah tangga, dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah tangga dapat mengakses pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi dan seimbang serta preferensinya.
Untuk mengukur seberapa besar capaian pemerintah daerah khususnya Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara dalam penyelenggaraan pelayanan ketahanan pangan bagi penduduk maka diperlukan kajian tentang ketahanan pangan. Banyak indikator yang digunakan untuk melihat ketahanan pangan, namun beberapa diantaranya sulit diukur. Indikator yang baik mempunyai ciri: cukup sederhana untuk pengumpulan dan penafsirannya, objektif, dapat diukur dengan angka, dan responsive terhadap perubahan-perubahan akibat adanya program. Sehingga  indikator ketahanan pangan yang dihasilkan dapat merepresentasikan jumlah dan mutu pangan yang dikonsumsi sesuai norma gizi.  Salah satu indikator untuk melihat ketahanan pangan suatu wilayah adalah Neraca Bahan Makanan (NBM) yang mampu menjelaskan tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan/atau sumber lain yang mencukupi dari segi kuantitas dan kualitas serta aman untuk dikonsumsi.
Neraca Bahan Makanan (NBM)  yang disajikan secara lengkap, tepat waktu dan berurutan dari suatu periode ke periode berikutnya akan sangat berguna untuk memantapkan secara menyeluruh bagi perencanaan program-program yang berkaitan dengan masalah  pangan dan gizi secara umum,  serta didapatkan gambaran tentang situasi penyediaan pangan per kapita pada suatu kurun waktu tertentu, sehingga para pengambil keputusan dengan cepat dapat menetapkan kebijakan yang harus ditempuh.




1.2.     MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan dari penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2015 ini  adalah:
1.       Untuk mengetahui gambaran penyediaan berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara
2.      Untuk mengetahui gambaran penggunaan berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara
3.      Untuk mengetahui gambaran ketersediaan energi, protein dan lemak per kapita berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
4.      Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standart) pangan untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk.
Sedangkan manfaat yang terkandung  dari penyusunan  Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Penajam Paser Utara 2015 ini adalah:
1.       Sebagai bahan untuk mengevaluasi ketersediaan dan penggunaan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
2.      Sebagai bahan acuan dalam perencanaan produksi dan penyediaan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
3.      Sebagai bahan acuan dalam penetapan dan pemantapan kebijakan pangan dan gizi di Kabupaten Penajam Paser Utara.
4.      Untuk menilai ketersediaan pangan.
1.3.     LANDASAN HUKUM
Permasalahan pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi sudah muncul sejak puluhan tahun yang lalu. Oleh karena itu, sudah ada beberapa upaya dari pemerintah yang diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menyelesaikan permasalahan pangan dan gizi. Upaya pemerintah tersebut diantaranya dituangkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan terkait pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi.
Terkait dengan ketahanan pangan, berbagai kebijakan dan program pemerintah telah ditempuh untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan dan suplai pangan. Beberapa kebijakan pemerintah yang melandasi penyusunan Neraca Bahan Makanan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2015 ini  adalah :
1.     Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan. Undang-Undang tersebut secara eksplisit menyatakan kewajiban mewujudkan ketahanan pangan. UU tersebut menjelaskan konsep ketahanan pangan, komponen, serta para pihak yang harus berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Secara umum UU tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat wajib mewujudkan ketahanan pangan. UU tersebut telah dijabarkan dalam beberapa Peraturan Pemerintah (PP);
2.    Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan yang mengatur tentang Ketahanan Pangan yang mencakup ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman pangan, pencegahan dan penanggulangan masalah pangan, peran pemerintah pusat dan daerah serta masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional;
3.    Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, yang mengatur tentang keamanan, mutu dan gizi pangan, pemasukan dan pengeluaran pangan ke wilayah Indonesia, pengawasan dan pembinaan, serta peranserta masyarakat mengenai hal-hal di bidang mutu dan gizi pangan.
4.    Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
5.    Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.







BAB II
 KONSEP DAN DEFINISI

2.1.   NERACA BAHAN MAKANAN
Neraca Bahan Makanan aau biasa disingkat NBM adalah suatu bentuk tabel yang dapat memberikan gambaran tentang situasi dan kondisi persediaan bahan makanan pada suatu daerah dalam kurun waktu tertentu bagi penduduknya.
Neraca Bahan Makanan terdiri dari beberapa kolom yang berisi data antara lain :     
  1. Jenis bahan makanan
  2. Produksi yang terdiri dari  “ Masukan dan Keluaran “
  3. Perubahan Stock
  4. Barang masuk  (impor,  antar pulau masuk dan antar daerah masuk)
  5. Persediaan domestik
  6. Barang keluar (ekspor,  antar pulau keluar dan antar daerah keluar)
  7. Pemakaian  domestik  yang  diperinci  menurut  penggunaannya,  seperti  untuk  makanan ternak,  bibit,  bahan/makanan,  tercecer/penyusutan dan untuk dimakan penduduk
  8. Konsumsi  per kapita,  yang  dinyatakan  dalam  satuan kilogram per tahun,  gram per hari, jumlah kalori, protein dan lemak per hari
2.1.1.    Jenis Bahan Makanan
Jenis bahan makanan adalah semua jenis bahan makanan yang dapat dan lazim dimakan penduduk, baik  yang  diperdagangkan  maupun  tidak.  Jenis  bahan  makanan  ini secara umum dikelompokkan kedalam  sembilan  kelompok  bahan  makanan  yaitu  padi - padian, makanan  berpati, gula, buah/biji berminyak, buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur dan susu, ikan, minyak dan lemak.
a.    Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang terdiri dari gandum, padi, jagung dan sorgum (cantel) serta produksi turunannya

b.    Makanan Berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang mengandung pati yang berasal dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang merupakan bahan pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini adalah ubi kayu, ubi jalar, dan sagu, serta produksi turunannya seperti gaplek dan tapioka yang merupakan produksi turunan ubi kayu. Kelompok komoditas makanan berpati ini merupakan jenis bahan makanan mudah rusak jika disimpan dalam jangka waktu cukup lama sebelum melalui proses pengolahan.

c.  Gula
Gula adalah kelompok komoditas yang terdiri atas gula pasir dan gula merah (gula mangkok, gula aren, gula semut dan lain-lain) baik merupakan hasil olahan pabrik maupun rumah tangga.
d.  Buah/Biji Berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan makanan yang mengandung minyak dan berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang hijau, kelapa, kacang tanah, kacang kedelai, kacang mete, kemiri, kacang bogor dan lain-lain yang sejenis. Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam kelompok minyak dan lemak.
e.    Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan mineral dari bagian tanaman yang berupa buah. Umumnya merupakan produksi tanaman tahunan yang biasa dapat dikonsumsi tanpa dimasak.
f.     Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang atau umbi. Tanaman tersebut pada umumnya berumur kurang dari satu tahun.
g.    Daging
Daging adalah bagian dari hewan yang sengaja disembelih atau dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pendinginan.
h.    Telur
Telur yang dimaksud adalah telur unggas, yaitu telur ayam buras, telur ayam ras dan telur itik.
i.     Susu
Susu adalah cairan yang diperoleh dengan cara perahan yang benar, terus menerus dengan tidak dikurangi sesuatu dan/atau dari sapi dan kambing ternak perah sehat dengan ditambahkan kedalamnya sesuatu bahan lain.
j.     Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas ikan disini adalah yang berasal dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba, dan sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi masyarakat. Mulai tahun 1999, kelompok ikan yang semula hanya dibagi dua sub kelompok yaitu ikan laut dan ikan air tawar, dirinci menjadi 17 jenis ikan.
k.    Minyak dan Lemak
Minyak dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati, seperti minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kedelai, dan minyak jagung, serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak umumnya berasal dari hewani seperti lemak sapi, lemak kerbau, lemak kambing/domba, lemak babi dan lain-lain.
2.1.2.  Produksi
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian  (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan)  yang belum mengalami proses pengolahan  maupun yang sudah mengalami proses pengolahan.  Produksi dikategorikan menjadi dua kategori sebagai berikut :   
a.        Masukan (Input)
Masukan adalah unsur produksi yang masih dalam bentuk asli maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut.
b.        Keluaran (Output)
Keluaran adalah unsur produksi dari hasil keseluruhan sebagai hasil turunan yang diperoleh dari kegiatan berproduksi, atau hasil utama yang langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang belum mengalami perubahan. Besarnya output/keluaran sebagai hasil dari input/masukan  tertentu sangat tergantung oleh (besarnya) ekstraksi dan faktor konversi.
Produksi untuk komoditas tanaman pangan mencakup hasil seluruh panen, baik yang berasal dari lahan sawah maupun lahan kering serta lahan lama maupun baru. Sedangkan produksi turunannya diperoleh dengan menggunakan faktor konversi dan tingkat ekstraksi dari komoditas yang bersangkutan.
Produksi daging diperoleh dari jumlah pemotongan resmi (RPH) yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan dari penjual daging dipasar. Produksi daging (masukan) dinyatakan dalam bentuk karkas dari semua jenis ternak, sedangkan keluaran dalam bentuk daging murni. Khusus untuk jeroan dihitung dari berat karkas masing-masing jenis, dan langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran).
Produksi telur dihitung dari seluruh hasil produksi telur, baik dari perusahaan peternakan maupun peternakan rakyat dan langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran).
Produksi susu dihitung dari populasi ternak betina produktif yang laktasi dikalikan rata-rata produksi ekor per tahun. Produksi minyak nabati didasarkan pada jumlah yang diolah untuk makanan kecuali minyak sawit dan inti sawit merupakan produk asli. Sedang produksi untuk lemak hewani didasarkan pada produksi daging (karkas).
Produksi perikanan adalah semua hasil penangkapan ikan/binatang air/ biota perairan lainnya yang ditangkap baik dari laut, perairan umum maupun dari hasil kegiatan budidaya yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi.
2.1.3.  Perubahan Stock
Stock adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau swasta yang dimaksudkan sebagai cadangan dan akan digunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan.
Perubahan stock yang dimaksud adalah selisih antara persediaan akhir tahun dengan persediaan awal tahun.  Dengan demikian perubahan persediaan ini, hasilnya bisa  :
a.   Positif   ( + ),   yang berarti adanya kenaikan persediaan,  sehingga  terjadi  pengurangan  komoditas yang beredar dipasaran.     
b.  Negatif  ( - ),   yang  berarti  adanya  penurunan  persediaan,   sehingga terjadi   kenaikan komoditas yang beredar dipasaran.
 2.1.4.  Barang Masuk
Barang masuk adalah jumlah volume bahan makanan menurut jenisnya yang dimasukkan  ke daerah ini untuk diperdagangkan, diedarkan, disimpan, baik jenis bahan makanan yang belum mengalami proses maupun yang sudah mengalami proses pengolahan. Barang masuk terdiri   atas :
a.  Jenis   bahan   makanan yang datang dari luar wilayah  NKRI langsung masuk ke daerah ini  (impor). 
b.  Jenis  bahan  makanan yang masuk dari wilayah administrasi daerah lain  ke wilayah administrasi daerah ini ( perdagangan antar pulau dan daerah masuk ).
2.1.5.   Barang Keluar
Barang  keluar  adalah  jumlah  bahan  makanan yang  dikeluarkan dari  daerah  ini  baik  jenis  bahan  makanan  yang  belum   mengalami   proses   maupun yang  sudah  mengalami  proses  pengolahan . Barang  keluar  terdiri  atas :
a.    Jenis  bahan  makanan  yang  langsung  keluar  wilayah  NKRI  (Ekspor)
b.    Jenis  bahan makanan yang  keluar  dari  wilayah   administratif    daerah   ini  ke  wilayah   administratif   daerah   lain  (perdagangan   antar   daerah, kota, atau pulau)
2.1.6.   Persediaan Domestik
Persediaan  domestik adalah sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi (keluaran) dikurangi perubahan stock ditambah impor dikurangi ekspor. Persediaan domestik tersebut dipergunakan untuk : 
a.    Makanan  ternak  (Feed)
Yang   dimaksud   makanan   ternak   adalah   jumlah   bahan   makanan   yang  disediakan  sebagai  bahan  makan  ternak.
b.    Bibit / benih  (Seed)
Adalah jenis bahan makanan yang digunakan untuk pembibitan/pembenihan.
c.    Pengolahan untuk makanan dan industri (manufacture for food and industry).
Yang   dimaksud  dengan   pengolahan   untuk  makanan  dan  industri  adalah  jenis  bahan  makanan   yang   diolah  menjadi  makanan  atau  sebagai bahan    baku  bahan  makanan.

d.    Penyusutan / tercecer   
Yang  dimaksud  penyusutan/tercecer adalah  jenis bahan  makanan  yang hilang  atau  tercecer,  susut atau pemborosan sejak awal produksi  sampai dibeli  konsumen  baik  yang  terjadi  ditempat produksi disebabkan karena pengolahan dan yang  terjadi  dalam  distribusi  dan penyimpanan. Pemborosan tidak termasuk yang terjadi di  dapur  konsumen.                                           
e.    Pemakaian jenis bahan makanan yang tersedia untuk dimakan.  Pemakaian jenis    bahan makanan yang tersedia langsung dapat dikonsumsi oleh penduduk.                                                                                        
2.1.7.   Persediaan per Kapita
Yang dimaksud  persediaan  per kapita adalah  sejumlah   bahan  makanan yang  tersedia   untuk dikonsumsi setiap penduduk suatu negara atau daerah  dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam bentuk natural maupun bentuk unsur gizinya dibagi dengan jumlah penduduk (pertengahan  tahun).  Unsur gizi utama tersebut adalah sebagai berikut :
a.    Energi  adalah  sejumlah  kalori   hasil  pembakaran  karbohidrat  yang  berasal  dari   berbagai  jenis  bahan  makanan  yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk kegiatan  tubuh seluruhnya.
b.    Protein   adalah   suatu  persenyawaan  yang  mengandung  unsur “ N “  yang  sangat dibutuhkan   tubuh  untuk  pertumbuhan   serta  penggantian  jaringan-jaringan sel yang rusak/aus.
c.    Lemak  adalah  salah  satu  unsur  zat   makanan  yang  sangat  diperlukan oleh tubuh sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan vitamin serta menjaga panas tubuh.
d.    Vitamin  merupakan  salah  satu  unsur  zat  makanan  yang  sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.
e.    Mineral  merupakan zat  makanan yang diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik.                          
                                                                    
2.2.    ANGKA  KECUKUPAN  GIZI  ( AKG )   
Angka Kecukupan  Gizi  (AKG)   rata-rata yang dianjurkan  adalah sesuatu kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan  umur,  jenis  kelamin ,  ukuran  tubuh  dan  aktivitas  untuk  mencapai  derajat kesehatan yang optimal.  Istilah  lain  dari  AKG  ini  adalah  Normal  Kecukupan  Gizi (NKG). Angka  Kecukupan  Gizi  dibedakan  atas  2  macam  :
a.       AKG  ditingkat  konsumsi, dinyatakan dalam per orang per hari.
b.       AKG ditingkat  persediaan, juga dinyatakan dalam per orang per hari.
Untuk  kalori  (energi)  disebut  juga   AKE   (Angka  Kecukupan  Energi) ; untuk protein disebut  dengan  AKP  (Angka  Kecukupan  Protein). Dari berbagai penelitian, perbedaan  AKG ditingkat  persediaan  dengan AKG ditingkat konsumsi diperkirakan antara  10 - 20 persen. 
Hasil  perhitungan  secara  nasional (Widya Karya Pangan dan Gizi ke VIII 2004) untuk  AKG  kalori  maupun protein per kapita per hari  adalah sebagai  berikut :
a.         Kalori
AKE  ditingkat  konsumsi           =  2 000  Kkalori  
            AKE  ditingkat  persediaan                   =  2 200  Kkalori
b.         Protein
AKP  ditingkat  konsumsi            =  52 gram    
           AKP  ditingkat  persediaan          =  57 gram








BAB III
METODOLOGI

3.1.     JENIS DAN SUMBER DATA
Beberapa data yang harus disediakan dalam penyusunan NBM adalah menyangkut data  ketersediaan bahan makanan di daerah, pemakaian dalam daerah, data penduduk, besaran dan angka konversi, serta komposisi gizi bahan makanan. Sumber data diperoleh melalui data sekunder yaitu data resmi instansi BPS, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara, Rumah Pemotongan Hewan, Perum BULOG Kansilog Tanah Grogot Gedung Bulog Babulu dan data primer yang diperoleh dari Survei Khusus Neraca Bahan Makanan pada pedagang besar dan eceran serta petani/produsen penghasil bahan makanan.
3.1.1. Ketersediaan Bahan Makanan
Jenis bahan makanan yang dimaksud disini adalah jenis bahan makanan yang lazim atau umum dikonsumsi oleh masyarakat suatu negara/daerah yang data produksinya tersedia secara resmi dan kontinyu. Namun, bila data produksi jenis bahan makanan tersebut tidak tersedia, maka bisa didekati dengan data lain yang tersedia, misalnya data konsumsi yang berasal dari Survei  Sosial Ekonomi Nasional Modul Konsumsi.
Ketersediaan jenis bahan makanan di daerah meliputi data produksi, perubahan stok, impor dan ekspor. Data produksi bahan makanan diperoleh melalui data sekunder diperoleh dari Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara dan data primer dengan mengadakan pendataan langsung ke petani atau produsen penghasil bahan pangan. Data perubahan stok untuk komoditi beras diperoleh dari Perum Badan Urusan Logistik (BULOG) Kansilog Tanah Grogot Gedung Bulog Babulu.
Ada beberapa data yang diperoleh dari hasil pemantauan tim penyusun NBM di lapangan. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan sampel pedagang besar dan eceran dipasar untuk berbagai kelompok jenis pangan di 4 (empat) kecamatan yaitu di di Kecamatan Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku. Pemantauan dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan menanyakan langsung ke beberapa pedagang pengumpul yang membeli hasil produksi di daerah tersebut.
Tidak dapat dipungkiri bahwa di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara banyak terdapat pintu keluar/masuk barang baik darat maupun laut, sehingga masih sangat memungkinkan terjadinya keluar/masuk barang dari berbagai titik dan sangat sulit untuk dilakukan pemantauan, sehingga data keluar/masuk barang  yang tersedia sangat terbatas.


3.1.2. Pemakaian Dalam Daerah
Pemakaian dalam daerah meliputi pemakaian untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk makanan, diolah untuk bukan makanan, yang tercecer dan untuk bahan makanan penduduk. Untuk bibit yang digunakan oleh petani di Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk jenis padi sawah 45,80 Kg/Ha, padi ladang 30 Kg/Ha dan jagung 28 Kg/Ha. Data tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara. Beberapa komoditi juga dihitung dengan menggunakan konversi dari bahan makanan.
3.1.3. Data Penduduk
Data penduduk yang digunakan adalah data penduduk pertengahan tahun 2015 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Penajam Paser Utara. Angka tersebut merupakan angka proyeksi dari hasil Sensus Penduduk 2000, survei penduduk antar sensus (SUPAS) 2005 dan Sensus Penduduk 2010.
3.1.4.  Besaran dan Angka Konversi
Besaran dan angka konversi yang digunakan adalah besaran dan angka konversi yang ditetapkan oleh tim NBM Nasional.
3.1.5.  Komposisi Bahan Makanan
Komposisi gizi bahan makanan yang digunakan adalah yang bersumber dari buku Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM), publikasi Departemen Kesehatan dan dari sumber lain yang resmi yaitu Food Composition Table for Use in East Asia” dan Food Composition Table for International Use” publikasi FAO. Komposisi gizi tersebut adalah besarnya nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat dimakan.

3.2.    PENGHITUNGAN NERACA BAHAN MAKANAN
Penghitungan NBM didasarkan pada penyediaan dalam daerah. Penyediaan dalam daerah untuk masing-masing jenis bahan makanan diperoleh dari produksi (keluaran) ditambah impor (pemasukan dari luar daerah) dikurangi perubahan stok dan ekspor (pengiriman ke luar daerah).
Dari penyediaan dalam daerah, kemudian dihitung rincian pemakaian dalam daerah dengan menggunakan faktor konversi (untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk bahan makanan dan bahan baku industri bukan makanan, yang tercecer dan sebagai bahan makanan penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara). Untuk penghitungan ketersediaan kalori, protein dan lemak per kapita digunakan faktor konversi dan data penduduk pertengahan tahun (middle year population).
Penulisan angka pada tabel NBM mulai dari kolom (2) sampai dengan kolom (14), dan kolom (17) adalah dalam bilangan bulat, sedangkan untuk kolom (15), kolom (16), kolom (18) dan kolom (19) dalam bilangan pecahan dua desimal.

BAB IV

komponen neraca bahan makanan


Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pangan yang aman dan bergizi. Kecukupan pangan bagi setiap orang hanya akan tercapai apabila  dicapai suatu ketahanan pangan atau food scientity. Oleh karena itu pemerintah telah memberikan perhatian yang besar terhadap pembangunan nasional dibidang pangan agar cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk.
Dalam rangka perencanaan pembangunan pangan diperlukan data yang mampu menjelaskan tentang tingkat ketersediaan pangan, penggunaan pangan, distribusi pangan, serta kelayakan gizi dari pangan yang tersedia (pangan yang bermutu). Neraca Bahan Makanan merupakan salah satu indikator yang mampu menjelaskan tentang ketersediaan pangan baik ukuran kuantitas pangan (jumlah) maupun kualitas (mutu gizi) pangan, keberagaman pangan serta sumber perolehan pangan yang tersedia.

4.1 KETERSEDIAAN PANGAN
Ketersediaan pangan dalam neraca bahan makanan terdiri dari data produksi pangan dalam daerah, dan data sirkulasi pangan (jumlah barang dari luar daerah dan barang yang dikirim keluar daerah), dan stok barang di dalam daerah. Kelompok bahan makanan yang tersedia ditampilkan  dalam 11 kelompok bahan makanan yang terdiri dari:
  1. Kelompok padi-padian ( 6 komoditi )
  2. Kelompok makanan berpati ( 5 komoditi )
  3. Kelompok gula ( 2 komoditi )
  4. Kelompok buah/biji berminyak ( 6 komoditi )
  5. Kelompok buah-buahan ( 13 komoditi )
  6. Kelompok sayur-sayuran ( 19 komoditi )
  7. Kelompok daging ( 10 komoditi )
  8. Kelompok telur ( 3 komoditi )
  9. Kelompok susu ( 2 komoditi )
  10. Kelompok ikan ( 17 komoditi )
  11. Kelompok minyak dan lemak ( 11 komoditi )

Kelompok padi-padian yang tersaji dalam neraca bahan makanan terdiri dari tepung gandum/terigu, padi/gabah, beras, jagung dan jagung muda.   Penyediaan beras di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015 sebanyak 22.537 ton,  berasal dari produksi sendiri sebanyak  27.089 ton, stok dalam daerah 761 ton, barang yang berasal dari luar daerah 2.982 ton sedangkan beras yang keluar daerah sebesar 6.772 ton.  Beras yang tersedia dan siap dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Penajam paser utara tercatat sebanyak 21.936 ton atau 142,22 kg  per kapita  per tahun. Dalam kelompok bahan makanan padi-padian, komoditas beras merupakan bahan yang memegang peranan penting dibanding bahan makanan yang lain.

Tabel 1. Ketersediaan pangan kelompok  padi-padian tahun 2015
Komoditi
Penyediaan Pangan
(ton)
Impor Daerah
(ton)
Ekspor Daerah
(ton)
Rasio Impor Tehadap Penyediaan (%)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Tepung Gandum/Terigu
366
366
-
100,00
Beras
22.537
2.982
6.772
13,23
Jagung
281
164
-
58,36
Jagung Muda
291
-
92
0,00


Komoditi tepung gandum/tepung terigu keseluruhannya merupakan barang dari luar daerah, sedangkan rasio impor terhadap penyediaan komoditi padi sebesar 13,23 persen. Komoditi jagung memiliki rasio impor terhadap penyediaan 58,36 persen artinya dari 281 ton jagung yang tersedia, lebih dari 50 persen berasal dari luar daerah. Jagung yang tersedia ini selain banyak digunakan untuk konsumsi penduduk sisanya juga sering digunakan untuk alternative pakan ternak.
Komoditi ubi kayu yang termasuk kelompok makanan berpati, merupakan bahan makanan yang menyumbang penyediaan terbesar dibanding yang lain. Penyediaan ubi kayu di Kabupaten Penajam Paser Utara  tahun 2015 mencatat angka sebesar 1.336 ton keseluruhannya merupakan produksi dalam daerah, sedangkan ubi jalar sebanyak 711 ton. Komoditi tepung tapioka dan sagu  keseluruhannya diperoleh dari luar daerah masing-masing sebanyak 130 ton dan 7 ton
Gula  pasir  yang  tersedia  di  Kabupaten Penajam Paser Utara seluruhnya merupakan  barang impor yakni sebanyak  968 ton, sedangkan komoditi gula merah sebagian besar mampu diproduksi di dalam daerah terutama daerah pesisir dengan gula merah berbahan kelapa (aren) sebanyak 85 ton. Produksi daerah ini mampu diekspor sebanyak 38 ton. Konsumsi gula merah penduduk mencapai tahun ini mencapai 79 ton meskipun masih ditunjang oleh produksi luar daerah sebanyak 32 ton.
Kedelai merupakan penyumbang terbesar dalam penyediaan bahan makanan di kelompok buah/biji berminyak. Ketersediaannya sebanyak 954 ton dimana  produksi dari dalam kabupaten sebanyak 72 ton dan impor dari luar kabupaten sebanyak 882 ton. Kelapa berkulit daging merupakan penyumbang terbesar kedua  dalam penyediaan bahan makanan di kelompok buah/biji berminyak yaitu sebanyak 605 ton, setelah dikurangi keperluan domestik, yaitu diolah menjadi makanan 67 ton, di ekspor sebanyak 53 ton dan tercecer sebanyak 15 ton.  Sehingga yang siap untuk dikonsumsi penduduk sebanyak 523 ton atau 3.39 kg per kapita per tahun. Komoditi kopra merupakan produk turunan dari kelapa yang digunakan sebagai bahan pembuat minyak kelapa, mengingat Kelapa juga merupakan salah satu produk penting di Kabupaten Penajam Paser Utara.
Penyediaan pada kelompok makanan buah-buahan di Kabupaten Penajam Paser Utara umumnya berasal dari produksi sendiri dan beberapa jenis buah-buahan merupakan barang impor. Produksi buah-buahan di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2015 dari berbagai jenis buah mencapai 12.224 ton, buah-buahan berasal dari luar daerah sebanyak 2.758 ton, dan barang yang dikirim keluar daerah sebanyak 2.422 ton. Komoditi yang berasal dari luar daerah seperti mangga, anggur, apel, klengkeng sedangkan buah-buahan yang banyak dikirim keluar daerah adalah pisang, jeruk, semangka, dan durian. Pisang merupakan buah yang dominan pada kelompok makanan ini,  ketersediaan pisang merupakan produksi sendiri di daerah ini.  Dimana produksi pisang   tercatat sebanyak 3.004,1 ton dan yang dikirim ke luar daerah sebanyak 601 ton,  sehingga penyediaan di daerah sebesar 2.403 ton.  Setelah dikurangi tercecer sebanyak 4.7 persen atau 113 ton,  maka pisang  yang siap untuk dikonsumsi penduduk  sebanyak 2.290 ton atau 14.85 kg per kapita per tahun.
Komoditi sayur-sayuran yang mampu diproduksi didalam daerah diantaranya ketimun, kacang panjang, tomat, cabe, terong, bayam, sawi, buncis, dan kangkung. Jumlah persediaan komoditi sayur-sayuran sebanyak 5.996 ton, komoditi  hasil produksi sendiri dari berbagai jenis komoditi pada tahun 2015 sebanyak 3.622,4 ton, dan komoditi yang berasal dari impor sebanyak 2.805 ton sedangkan yang dikirim keluar daerah sebanyak 433 ton. Komoditi yang paling banyak untuk sayur-sayuran yang diproduksi dalam daerah adalah cabe 873,6 ton, terung 650,1 ton, tomat 547,2 ton, ketimun 480,3 ton, kacang panjang 372,3 ton, kangkung 232,9 ton, dan petsai/sawi 204,0 ton . Sedangkan komoditi bawang merah, kentang, kol/kubis, lobak, wortel, labu siam dan bawang putih keseluruhannya merupakan produk dari luar daerah.
Pada kelompok bahan makanan daging komoditi daging ayam ras merupakan bahan makanan yang dominan kontribusinya dalam penyediaan daging di Kabupaten Penajam Paser Utara.  Daging ayam ras yang tersedia sebanyak 1.155 ton yang merupakan produksi kabupaten ini sebanyak 1.264 ton sedangkan mendatangkan dari daerah lain sebanyak 109 ton. Setelah dikurangi jumlah yang tercecer sebanyak 58 ton , maka jumlah yang tersedia untuk siap di konsumsi sebanyak 1.097 ton atau 7,11 kg per kapita per tahun.
Penyediaan pada kelompok bahan makanan telur,  komoditi telur  ayam ras merupakan jenis bahan pangan yang peranan terbesar kontribusinya dalam penyediaan telur di Kabupaten Penajam Paser Utara. Telur ayam ras yang tersedia sebanyak 1.184 ton, sebanyak 669,1 ton merupakan produksi daerah ini sedangkan yang berasal dari luar daerah sebanyak 582 ton dan dari kelebihan persedian dikirim keluar daerah sebanyak 67 ton. Jumlah telur ayam ras yang tersedia untuk dikonsumsi  setelah dikurangi  yang tercecer sebanyak 24  ton,  maka telur ayam ras yang siap dikonsumsi  adalah sebanyak 1.160 ton atau  7,52 kg per kapita per tahun.
Ketersediaan susu sapi olahan tercatat sebanyak 626 ton yang seluruhnya barasal dari impor dan pemasukan dari luar daerah. Dengan perkiraan tidak ada yang tercecer maka jumlah keeluruhan susu olahan siap untuk dikonsumsi atau setara dengan 4,06 kg per kapita per tahun.
Penyediaan pada kelompok ikan di Kabupaten Penajam Paser Utara umumnya berasal dari produksi sendiri dan sebagian produksi ikan dikirim keluar daerah terutama Kota Balikpapan. Produksi Ikan di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2015 dari berbagai jenis ikan mencapai 8.073 ton, ikan berasal dari luar daerah sebanyak 290 ton, dan barang yang dikirim keluar daerah sebanyak 2.831 ton. Ikan yang siap untuk dikonsumsi sebanyak 4.699 ton setelah dikurangi yang tercecer sebanyak 829 ton atau rata-rata perkapita pertahun 30,47 kg
Penyediaan minyak sawit goreng di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015 sebanyak 2.048 ton yang semuanya berasal luar daerah dan diestimasi yang tercecer sebanyak 32 ton maka  minyak  goreng yang siap untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 2.016 ton atau 13,07 kg per kapita per tahun.  
Secara keseluruhan penyediaan bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015 sebesar 366,25 kg per kapita per tahun yang terdiri dari sumber nabati sebesar 308,01 kg per kapita  per tahun dan dari sumber hewani sebesar 58,24 kg per kapita per tahun.

4.2 KETERSEDIAAN PANGAN DAN GIZI

Selain terpenuhi kuantitas atau jumlah pangan, ketahanan pangan menginginkan bahwa komoditi pangan yang tersedia bermutu/berkualitas dengan memenuhi aspek kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Berdasarkan hasil Widya Karya Pangan dan Gizi ke VIII tahun 2004, telah  merekomendasikan ketetapan angka kecukupan energi yang dianjurkan sebanyak 2.000 Kkalori dan protein  52 gram per hari. Pada tingkat penyediaan energi dan protein yaitu masing-masing sebanyak 2.200 Kkalori  dan 57 gram per kapita per hari. Sedangkan angka kecukupan konsumsi lemak yang dianjurkan sebanyak 25 persen dari enegi.
Situasi ketersediaan pangan Kabupaten Penajam Paser Utara 2015 tercermin bahwa ketersediaan kalori untuk  konsumsi per kapita per hari adalah sebesar 2.347,40 Kkal. Yang bersumber dari nabati sebanyak  2.129,82 Kkal per kapita per hari dan hewani sebanyak  217,57 Kkal  per kapita per hari . Tingkat ketersediaan yang dianjurkan sebesar 2.200 Kkal.  Berarti ketersediaan kalori di Kabupaten Penajam Paser Utara pada  tahun 2015  berada 6,70 persen  di atas  standar.
Ketersediaan kalori terbesar berasal dari komoditi padi-padian yaitu sebesar 1.438,72 Kkal per kapita atau sebesar 61,29 persen dan dari kelompok minyak dan lemak sebesar 326,30 Kkal per kapita atau sebesar 13,90 persen.
Gambar 1. Proporsi Ketersediaan Kalori menurut sumber makanannya tahun 2015

Sedangkan  ketersediaan protein tahun 2015 tercatat bahwa ketersediaan protein untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 70,50  gram per kapita per hari.   Ketersediaan protein ini bersumber dari nabati  47,57 gram,  untuk protein yang bersumber dari hewani sebesar 22,93 gram.  Angka Kecukupan Protein (AKP) yang disarankan oleh Widya Karya Pangan dan Gizi bahwa ketersediaan protein adalah  57 gram per kapita per hari, jadi ketersediaan protein sudah berada di atas standard. Sumber makanan yang merupakan penghasil protein adalah komoditi padi-padian sebesar 35,34 gram perkapita per hari atau 50,13 persen dan komoditi ikan sebesar 12,76 gram per kapita per hari atau 18,10 persen.
Gambar 2. Proporsi Ketersediaan Protein menurut sumber makanannya tahun 2015

Ketersediaan lemak siap dikonsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015 adalah sebesar 62,91 gram per kapita per hari.  Dari ketersediaan lemak tersebut terdiri dari lemak yang berasal dari sumber nabati sebesar  50,28 gram dan lemak hewani sebesar 12,63 gram. Ketersediaan lemak sebagian besar berasal dari komoditi minyak goreng.
Secara rinci situasi ketersediaan pangan menurut kelompok komoditi pangan sebagai berikut:
1.          Kelompok Padi-padian
Kelompok padi-padian pada tahun 2015 mensuplai kalori per kapita sebesar 1.438,72 Kkalori/hari, dan 35.34 gram protein serta 5,55 gram lemak. Proporsi energi dan Protein dari padi-padian terhadap total ketersediaannya masing-masing 61,29 persen, dan protein 50,13 persen. Dalam kelompok ini, komoditas beras adalah pemasok zat gizi terbesar yaitu 1.414,43 Kkalori/kapita/hari, 34,68 gram protein, dan 5,46 gram lemak dengan volume ketersediaan perkapita sebesar 142,22 kg beras/tahun.
Tabel 2. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Padi-Padian
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Tepung Gandum/Terigu
2,37
21,59
0,58
0,06
2. Gabah/Beras
142,22
1.414,43
34,68
5,46
3. Jagung
0,10
0,84
0,02
0,01
4. Jagung Muda
1,89
1,87
0,06
0,02
Jumlah
146,58
1.438,72
35,34
5,55
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

Kontribusi komoditas lain seperti tepung gandum/terigu sebesar 21,59 Kkalori/kapita/hari, protein 0,58 gram/kapita/hari dan lemak 0,06 gram/kapita/hari dengan volume ketersediaan sebesar 2,37 kg/kapita/tahun. Sedangkan jagung muda memberikan kontribusi energi sebesar 1,87 Kkal/hari dan jagung sebesar 0,84 Kkal/hari.
2.      Kelompok Makanan Berpati
Pasokan energi perkapita per hari yang berasal dari kelompok makanan Berpati tahun 2015 sebesar 52,24  Kkalori, protein sebesar 0,34 gram/hari dan lemak 0,11 gram/hari dengan ketersediaan dari makanan berpati sebesar 13,24 kg/tahun. Kontribusi terbesar dari ubi kayu 22,75 Kkalori/kapita/hari dan 0,19 gram protein/kapita/hari, dan lemak 0,06 gram/kapita/hari.
Tabel 3. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Makanan Berpati
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Ubi Jalar
4,06
13,91
0,13
0,04
2. Ubi Kayu
8,30
29,78
0,19
0,06
3. Tapioka
0,84
8,30
0,01
0,01
4. Tepung Sagu
0,04
0,25
0,00
0,00
Jumlah
13,24
52,24
0,34
0,11
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015
3.      Kelompok Gula
Ketersediaan pangan untuk kelompok gula sebesar 6,72 kg/kapita/tahun  dengan kandungan kalori sebesar 67,15 Kkal/hari, protein 0,02 gram/hari dan lemak 0,05 gram/hari. Kontribusi terbesar dari gula pasir dengan ketersediaan pangan pertahun sebesar 6,21 kg/kapita/tahun ketersediaan kalori sebesar 61,98 Kkalori/kapita/hari.  Sedangkan ketersediaan gula merah yang siap dikonsumsi sebanyak 0,51 kg/kapita/tahun dengan kalori 5,17 Kkal/hari, protein 0,02 gram/hari dan lemak 0,05 gram/hari.

Tabel 4. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Gula

Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Gula Pasir
6,21
61,98
0,00
0,00
2. Gula Merah/Lainnya
0,51
5,17
0,02
0,05
Jumlah
6,72
67,15
0,02
0,05
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015





4.      Kelompok Buah Biji/Berminyak
Kelompok komoditi buah biji/berminyak terdiri dari kacang tanah, kedelai, kacang hijau, dan kelapa. Total ketersediaan pangan untuk kelompok buah biji/berminyak sebesar 12,65 kg/kapita/tahun  dengan kandungan kalori sebesar 118,27 Kkal/hari, protein 8,88 gram/hari dan lemak 7,43 gram/hari. Kontribusi terbesar dari kedelai  dengan ketersediaan pangan pertahun sebesar 5,84 kg/kapita/tahun ketersediaan kalori sebesar 60,95 Kkalori/kapita/hari, protein sebesar 6,46 gram/hari, lemak sebesar 2,67 gram/hari. Komoditi kedelai biasanya dikonsumsi dalam bentuk olahan berupa tahu, tempe, maupun olahan lainnya.

Tabel 5. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Buah Berbiji/Berminyak
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kacang Tanah
2,57
31,78
1,78
3,01
2. Kedelai
5,84
60,95
6,46
2,67
3. Kacang Hijau
0,85
7,85
0,47
0,04
4. Kelapa
3,39
17,69
0,17
1,71
Jumlah
12,65
118,27
8,88
7,43
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

Kontribusi terbesar kedua adalah komoditi kelapa berkulit daging tersedia sebanyak 3,39 kg/kapita/tahun dengan cakupan 17,69 Kkal/hari, protein 0.17 gram/hari dan lemak 1,71 gram/hari. Selain dikonsumsi langsung komoditi kelapa juga diolah kembali menjadi kopra untuk bahan pembuatan minyak kelapa.

5.      Kelompok Buah-Buahan
Ketersediaan buah-buah dari berbagai jenis buah sebesar 78,61 kg/kapita/tahun. Buah-buahan sebagai sumber vitamin mensuplai energy sebesar 89,56 Kkal/hari, protein sebesar 1,10 gram/hari dan lemak sebesar 0,50 gram/hari.
Tabel 6. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Buah-Buahan

Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Alpokat
0,25
0,35
0,00
0,03
2. Jeruk
10,38
8,88
0,16
0,04
3. Duku/Langsat
3,60
3,98
0,06
0,01
4. Durian
3,83
3,09
0,06
0,07
5. Jambu
2,54
2,80
0,05
0,02
6. Mangga
7,63
7,61
0,08
0,03
7. Nanas
1,16
0,68
0,01
0,01
8, Pepaya
2,21
2,08
0,02
0,00
9. Pisang
14,85
29,19
0,32
0,10
10. Rambutan
7,50
5,67
0,07
0,01
11. Salak
2,19
3,18
0,03
0,01
12. Sawo
2,15
4,49
0,02
0,05
13. Lainnya
20,34
17,55
0,21
0,14
Jumlah
78,61
89,56
1,10
0,50
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

Kontribusi terbesar dari kelompok buah-buahan adalah pisang dengan ketersediaan pangan pertahun sebesar 14,85 kg/kapita/tahun ketersediaan kalori sebesar 29,19 Kkalori/kapita/hari, protein sebesar 0,32 gram/hari, lemak sebesar 0,10 gram/hari. Sedangkan komoditi jeruk tersedia sebanyak 10,38 kg/kapita/tahun dengan cakupan energi sebesar 8,88  Kkal/hari, protein 0,16 gram/hari dan lemak 0,04 gram/hari.

6.      Kelompok Sayur-sayuran
Kelompok komoditi sayur-sayuran tersedia dari produksi dalam daerah dan dari impor luar daerah. Pada tahun 2015 ketersediaan sayur-sayuran  dari berbagai jenis sayur sebesar 37,07 kg/kapita/tahun. Dengan kandungan kalori sebesar 39,26 Kkal/hari, protein sebesar 1,90 gram/hari dan lemak sebesar 0,65 gram/hari. Kontribusi energi terbesar dari kelompok sayur-sayuran  adalah komoditi cabe dengan ketersediaan pangan yang siap dikonsumsi sebesar 6,17 kg/kapita/tahun dengan cakupan energi sebesar 14,80 Kkal/hari, protein sebesar 0,68 gram/hari, dan lemak sebesar 0,34 gram/hari. Sedangkan komoditi kentang memberikan kontribusi energi sebesar 4,17 Kkal/hari atau 2,92 kg/kapita/tahun.

Tabel 7. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Sayur-Sayuran Tahun 2015

Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Bawang Merah
2,47
2,38
0,09
0,02
2. Ketimun
2,81
0,34
0,01
0,01
3. Kacang merah
0,00
0,00
0,00
0,00
4. Kacang-panjang
1,76
1,33
0,13
0,02
5. Kentang
2,92
4,17
0,14
0,01
6. Kol/Kubis
1,80
0,89
0,05
0,01
7. Tomat
3,33
2,08
0,11
0,04
8. Wortel
2,17
1,72
0,05
0,03
9. Cabe
6,17
14,80
0,68
0,34
10. Terong
3,72
2,70
0,11
0,09
11. Sawi/Petsai
1,29
0,23
0,02
0,01
12. Bawang Daun
1,70
0,91
0,06
0,02
13. Kangkung
1,47
0,68
0,08
0,02
14. Lobak
0,03
0,01
0,00
0,00
15. Labu Siam
0,88
0,46
0,02
0,00
16. Buncis
1,08
0,91
0,06
0,01
17. Bayam
0,91
0,28
0,02
0,01
18. Bawang Putih
2,25
5,16
0,24
0,01
19. Lainnya
0,30
0,22
0,02
0,60
Jumlah
37,07
39,26
1,90
0,65
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

7.      Kelompok Daging
Pada tahun 2015 ketersediaan pangan kelompok komoditi daging  sebesar 14,29 kg/kapita/tahun dengan kalori sebesar 101,34 Kkal/hari, protein sebesar 6,97 persen dan lemak sebesar 7,95 gram/hari. Komoditi ayam ras memberikan kontribusi yang besar yaitu 58,86 Kkal/hari dengan ketersedian pangan sebesar 7,11 kg/kapita/tahun, protein sebesar 3,55 gram/hari, dan lemak 4,87 gram/hari. Sedangkan daging ayam buras memberikan kondtribusi energi sebesar 22,46 Kkal/hari, protein 1,35 gram/hari dan lemak 1,86 gram/ hari sementara tingkat persediaan perkapita  sebesar 2,72 kg/kapita/tahun.
Tabel 8. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Daging Tahun 2015

Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Daging Sapi
1,63
9,26
0,84
0,63
2. Daging Kerbau
0,04
0,09
0,02
0,00
3. Daging Kambing
0,23
0,99
0,11
0,06
4. Daging Domba
0,00
0,00
0,00
0,00
5. Daging Kuda
0,00
0,00
0,00
0,00
6. Daging Babi
0,06
0,66
0,02
0,06
7. Daging Ayam Buras
2,72
22,46
1,35
1,86
8. Daging Ayam Ras
7,11
58,86
3,55
4,87
9. Daging Itik
0,06
0,51
0,02
0,04
10. Jerohan Semua Jenis
2,44
8,50
1,05
0,43
Jumlah
14,29
101,34
6,97
7,95
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

8.      Kelompok Telur
Telur merupakan sumber pangan hewani yang murah dan mudah dijangkau.  Ketersediaan pangan kelompok komoditi telur  sebesar 9,34 kg/kapita/tahun dengan kalori sebesar 36,79 Kkal/hari, protein sebesar 2,85 persen dan lemak sebesar 2,64 gram/hari.
Komoditi telur ayam ras memberikan kontribusi yang besar yaitu 28,24 Kkal/hari dengan ketersedian pangan sebesar 7,52 kg/kapita/tahun, protein sebesar 2,27 gram/hari, dan lemak 1,98 gram/hari. Komoditi telur ayam kampung tersedia 1,18 kg/kapita/tahun dan telur itik sebanyak 0,64 kg/kapita/tahun.

Tabel 9. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Telur

Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Telur Ayam Kampung
1,18
5,58
0,37
0,43
2. Telur Ayam Ras
7,52
28,24
2,27
1,98
3. Telur Itik
0,64
2,97
0,21
0,22
Jumlah
9,34
36,79
2,85
2,64
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

9.      Kelompok Susu
Ketersediaan kelompok pangan susu didatangkan dari luar wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada tahun 2015 tersedia 4,06 kg/kapita/tahun dengan kalori sebesar 6,79 Kkal/hari, protein sebesar 0,36 gram/hari, dan lemak 0,39 gram/hari. Susu yang tersedia adalah sudah merupakan susu olahan baik bubuk maupun cair dan kemasan.

10.    Kelompok Ikan
Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai daerah pesisir merupakan salah satu daerah penghasil ikan khususnya ikan laut. Ketersediaan pangan kelompok komoditi ikan pada tahun 2015 sebesar 30,47 kg/kapita/tahun. Total suplai energy yang tersedia dari kelompok ikan adalah 70,98 Kkal/hari, protein sebesar 12,76 gram/hari dan lemak sebesar 1,46 gram/hari.
Komoditi ikan yang memberikan kontribusi energi yang besar adalah komoditi bandeng dengan kalori sebesar 10,01 Kkal/hari atau tersedia untuk siap dikonsumsi sebasar 2,83 kg/kapita/tahun. Ikan merupakan komoditi penting untuk memenuhi kebutuhan protein setelah komoditi padi-padian. Kontribusi komoditi ikan terhadap total protein yang tersedia sebesar 12,76 persen.

Tabel 10. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Ikan Tahun 2015
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Tongkol
0,44
0,97
0,20
0,01
2. Kakap
1,61
4,05
0,88
0,03
3. Layang
2,44
3,81
0,71
0,02
4. Bawal
1,00
1,86
0,28
0,07
5. Biji Nangka
0,57
1,15
0,16
0,02
6. Tembang
1,04
3,18
0,57
0,09
7. Kembung
2,35
7,14
1,25
0,06
8. Tenggiri
0,30
0,55
0,10
0,01
9. Bandeng
2,83
10,01
1,55
0,37
10. Belanak
0,27
0,47
0,08
0,01
11. Mujair
0,09
0,22
0,05
0,00
12. Ikan Mas
0,14
0,34
0,06
0,01
13. Udang
2,62
6,53
1,51
0,01
14. Patin
0,19
0,63
0,08
0,00
15. Teri
1,56
2,95
0,61
0,03
16. Cumi-cumi & sotong
0,34
0,69
0,15
0,01
17. Lainnya
12,70
26,44
4,52
0,70
Jumlah
30,47
70,98
12,76
1,46
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

11.     Kelompok Minyak dan Lemak
Kelompok ini terdiri dari minyak/lemak nabati dan hewani, tahun 2015 kontribusinya terhadap ketersediaan energi perkapita sebesar 326,30 Kkal/kapita/hari (13,83 persen dari total ketersediaan energi). Minyak goreng sawit mendominasi ketersediaan tersebut yaitu 323,05 Kkal/kapita/hari dengan ketersedian pertahun sebanyak 13,07 kg/kapita/tahun. Sementara lemak hewani berasal dari produk daging yang ketersediaanya pada tahun 2015 sekitar 0,20 kg/tahun berasal dari lemak babi, lemak kerbau, lemak kambing dan lemak sapi sebesar 1,68 Kkal/hari.

Tabel 11. Ketersediaan Pangan dan Gizi Per Kapita Kelompok Pangan Minyak dan Lemak
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan
Kg/Tahun
Energi
Kkal/hari
Protein
Gram/hari
Lemak
Gram/hari
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Kacang Tanah/Minyak Goreng
0,00
0,00
0,00
0,00
2. Kopra/Minyak Goreng
0,07
1,57
0,00
0,18
3. Minyak Sawit
0,00
0,00
0,00
0,00
4. Minyak Sawit/Minyak Goreng
13,07
323,05
0,00
35,82
5. Inti Sawit
0,00
0,00
0,00
0,00
6 . Inti Sawit /Minyak Goreng
0,00
0,00
0,00
0,00
7. Lemak Sapi
0,06
1,25
0,00
0,14
8. Lemak Kerbau
0,00
0,04
0,00
0,00
9. Lemak Kambing
0,01
0,15
0,00
0,02
10.Lemak Domba
0,00
0,00
0,00
0,00
11.Lemak Babi
0,03
0,24
0,00
0.03
Jumlah
13,21
326,30
0,00
36,18
               Sumber : hasil olahan survey NBM 2015

Ketersediaan kalori, protein dan lemak yang siap untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara pada   tahun 2015 umumnya masih didominasi oleh bahan pangan yang berasal dari sumber nabati.  Terlihat dari besarnya kontribusi sumber pangan nabati pada tahun 2015 yaitu 90,73 persen untuk kalori dan untuk protein 67,48 persen serta kontribusi lemak sebesar  79,92 persen. 
 
Tabel 12. Rata-rata Kalori, Protein, dan Lemak Menurut Sumbernya Tahun 2015

U r a i a n
Nabati
%
Hewani
%

Jumlah

%
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kalori ( Kkal )
2.129,82
90,73
217,57
9,27
2.347,40
100
Protein ( Gram )
47,57
67,48
22,93
32,52
70,50
100
Lemak ( Gram )
50,28
79,93
12,63
20,07
62,91
100



Ketersediaan pangan tidak hanya dilihat dari kemampuan untuk menyediakan besarnya kebutuhan pangan baik jumlah maupun kualitas tetapi juga melihat keragaman jenis komoditi makanan yang dikonsumsi. Oleh karena itu dalam rangka memenuhi keragaman makanan dan mutu gizi maka pemerintah menetapkan standar pola  pangan harapan untuk mencapai  penyediaan pangan 2.200 Kkal/hari.

Tabel 13. Ketersediaan Energi dan Standar Penyediaan Pangan Harapan Tahun 2015
Jenis Bahan Makanan
Ketersediaan Energi
(Kkal/hari)
Pola Penyediaan Pangan Harapan
(Kkal/hari)
Surplus/
Defisit Pangan
(%)
(1)
(2)
(3)
(4)
1. Padi-padian
1.438,72
1.100
30,79
2. Umbi-umbian
56,41
132
-57,27
3. Pangan Hewani
215,90
264
-18,22
4. Minyak dan Lemak
326,30
220
48,32
5. Buah/Biji Berminyak
17,69
66
-73,2
6. Kacang-kacangan
100,58
110
-8,56
7. Gula
67,15
110
-38,95
8. Sayur dan Buah
124,65
132
-5,57
9. Lain-lain
0,00
66
-100,00
Total
2.347,40
2.200
6,7


Berdasarkan tabel  diatas terlihat bahwa beberapa terjadi surplus dalam ketersediaan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 6,7 persen. Beberapa komoditi yang mengalami surplus dalam ketersediaannnya diantaranya kelompok padi-padian sebesar  30,29 persen dan kelompok minyak dan lemak sebesar 48,22 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan yang mengalami defisit diantaranya buah/biji berminyak sebesar 73,2 persen, umbi-umbian sebesar 57,27 persen, pangan hewani sebesar sebesar 18,22, kacang-kacangan 8,56 persen, gula sebesar 38,95 dan sayur dan buah sebesar 5,57 persen.
 
 
 
 
 
 









BAB V
KESIMPULAN
 
Berdasarkan hasil penyusunan neraca bahan makanan (NBM) Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2015 dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1.     Penyediaan bahan makanan sebagian besar berasal dari produksi sendiri seperti beras, sayur-sayuran, buah-buahan, ikan, dan telur, sedangkan beberapa komoditas keseluruhaannya diperoleh dari luar daerah seperti tepung terigu, minyak sawit goreng, dan gula pasir.
2.    Ketersediaan energi untuk konsumsi penduduk di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2015 sebesar 2.347,40 Kkalori perkapita perhari, ketersediaan protein 70,50 gram perkapita perhari dan lemak 62,91 gram perkapita perhari.
3.    Ketersediaan energi di Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2014 sebesar 2.347,40 Kkal/kap/hari, berarti di atas angka rata-rata ketersediaan energi berdasarkan hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII Tahun 2004 sebesar 2.200 Kkal/kapita/hari yaitu surplus 147,40 Kkalori perkapita perhari (6,7 persen), beberapa komoditi yang mengalami surplus diantaranya kelompok padi-padian khususnya komoditi beras.
4.    Ketersediaan protein di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2015 sebesar 70,50 gram/hari di atas angka rata-rata ketersediaan protein berdasarkan hasil WNPG VIII tahun 2004 sebesar 57 gram perkapita perhari yaitu surplus 13,5 gram perkapita perhari.
5.    Kelompok komoditi yang memberikan kontribusi penyediaan kalori dan protein terbesar adalah kelompok padi-padian khususnya beras. Meskipun tahun ini produksi beras Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun lalu, tetapi secara keseluruhan penyediaan beras masih mengalami surplus sehingga kelebihan penyediaan beras bisa diekspor keluar daerah sebesar 6.772 Ton.

6.    Beberapa komoditi yang perlu ditingkatkan penyediaannya karena masih dibawah target pola penyediaan pangan harapan adalah kelompok umbi-umbian, pangan hewani, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula dan kelompok sayur dan buah. 

1 komentar: