NERACA BAHAN MAKANAN
KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA
TAHUN 2016
(BERDASARKAN
ANGKA RAMALAN II 2016)
-
KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA
Penyunting
:
-
KANTOR KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA
Diterbitkan oleh:
-
KANTOR
KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PENAJAM PASER UTARA
Pembiayaan
:
APBD
Tahun 2016 Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kantor Katahanan Pangan dan Penyuluhan
Kabupaten Penajam Paser Utara
Boleh
dikutip dengan menyebut sumbernya
May be cited with reference to the
source
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur Ke Hadirat Allah SWT, Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Penajam Paser Utara dapat
menerbitkan publikasi “PROYEKSI NERACA BAHAN MAKANAN KABUPATEN PENAJAM PASER
UTARA TAHUN 2016 BERDASARKAN ANGKA RAMALAN II 2016”.
Penyajian
data dalam bentuk publikasi ini melalui uraian tabel rata-rata penyediaan
kalori, protein dan lemak yang tersedia untuk dikonsumsi per kapita per hari.
Bahan – bahannya dikumpulkan oleh Badan Pusat Statistik melalui survei
pemasukan bahan pangan yang merupakan data pokok, serta dilengkapi dengan data
sekunder yang berasal dari instansi dan lembaga atau dinas terkait.
Manfaat data yang disajikan ini disamping dapat
mengetahui tingkat ketersediaan bahan makanan yang ada, juga dapat mengetahui
tingkat produksi makanan yang didatangkan atau dikirim dari dan ke luar wilayah
Kabupaten Penajam Paser Utara, jumlah yang tersedia untuk makanan ternak, bibit
dan sebagai bahan baku / bahan penolong industri yang kesemuanya itu dapat
dimanfaatkan untuk merumuskan kebijaksanaan daerah yang berkenaan dengan
penyediaan pangan bagi penduduk khususnya di bidang pangan dan gizi.
Akhirnya pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terbitnya publikasi
ini. Saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan guna penyempurnaan
dan pengembangan publikasi ini lebih lanjut.
|
Petung, Desember 2016
|
|
Kantor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Kabupaten Penajam Paser Utara,
Kepala,
SURITO, SP,
MP
Pembina Tingkat I
NIP 196205181987031010
|
DAFTAR
ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….
DAFTAR
TABEL………………………………………………………………………..
|
i
ii
iii
iv
|
I.
PENDAHULUAN……………………………………………………………………
1.1.
LATAR BELAKANG…………………………………………………………….
1.2.
MAKSUD DAN TUJUAN…………………………………………………….
1.3.
LANDASAN HUKUM…………………………………………………………
|
1
1
5
6
|
II. KONSEP DAN
DEFINISI………………..…………………………………………
2.1.
NERACA BAHAN MAKANAN..……….……………………………………
2.2.
ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG)..……………………………..…………
|
8
8
18
|
III. METODOLOGI……….………………..…………………………………………
3.1.
JENIS DAN SUMBER DATA.......……….……………………………………
3.2.
PENGHITUNGAN NERACA BAHAN
MAKANAN.......………..…………
|
19
19
22
|
IV. KOMPONEN NERACA
BAHAN MAKANAN……………………….…………
|
23
|
4.1.
KETERSEDIAAN PANGAN…...……….……………………………...……
|
23
|
4.2.
TINGKAT KETERSEDIAAN KALORI………………………………………...
|
33
|
4.3.
TINGKAT KETERSEDIAAN PROTEIN………………………………………
|
35
|
4.4.
TINGKAT KETERSEDIAAN LEMAK…………………………………………
|
38
|
4.5.
TINGKAT KETERSEDIAAN KALORI, PROTEIN, LEMAK BERDASARKAN
SUMBER PANGAN
|
40
|
V.
KESIMPULAN………….………………..…………………………………………
|
43
|
LAMPIRAN…………………………………………………………………….………
|
45
|
DAFTAR
TABEL
Tabel 1.
|
Ketersediaan Energi dan Standar Penyediaan
Pangan Harapan Tahun 2016
|
32
|
Tabel
2.
|
Ketersediaan
Kalori untuk Dikonsumsi Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok Bahan Makanan
Tahun 2015-2016
|
33
|
Tabel
3.
|
Ketersediaan
Protein untuk Dikonsumsi Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok Bahan Makanan
Tahun 2015-2016
|
37
|
Tabel
4.
|
Ketersediaan
Lemak untuk Dikonsumsi Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok Bahan Makanan
Tahun 2015-2016
|
40
|
Tabel
5.
|
Ketersediaan
Kalori, Protein dan Lemak Per Kapita
Per Hari Menurut Sumber Pangan Nabati dan Hewani 2015-2016
|
41
|
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
![]() |
Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Sistem ini menjamin adanya ketersediaan pangan dengan distribusi yang merata dan harga terjangkau, dan sesuai dengan besarnya kebutuhan dan pola konsumsi penduduk. Ketiga komponen utama ini (ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan) merupakan suatu rangkaian yang tidak terpisahkan dalam menjamin suatu kondisi ketahanan pangan yang mantap.

Peningkatan
ketahanan pangan merupakan prioritas utama pembangunan, karena pangan merupakan
kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia. Sebagaimana disebutkan di atas, ketahanan
pangan diartikan sebagai ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup,
terdistribusi dengan harga terjangkau dan aman dikonsumsi oleh masyarakat untuk
menopang aktivitasnya sepanjang waktu.
Secara
nasional, kewajiban mewujudkan ketahanan pangan tertuang secara eksplisit dalam
UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, di mana secara umum mengamanatkan bahwa Pemerintah
bersama masyarakat berkewajiban mewujudkan ketahanan pangan nasional. Ketahanan pangan dengan prinsip kemandirian dan berkelanjutan
senantiasa diwujudkan dari waktu ke waktu, sebagai prasyarat bagi keberlanjutan
eksistensi bangsa Indonesia. Upaya mewujudkan ketahanan pangan tidak terlepas
dari pengaruh faktor-faktor internal maupun eksternal yang terus berubah secara
dinamis. Dinamika dan kompleksitas ketahanan pangan menimbulkan berbagai
permasalahan dan tantangan serta potensi dan peluang yang terus berkembang yang
perlu diantisipasi dan diatasi melalui kerjasama yang harmonis antar seluruh
pihak terkait dalam mewujudkan ketahanan pangan.
Penyelenggaran
standar pelayanan minimal ketahanan
pangan ditingkat daerah kabupaten/kota juga diarahkan untuk mencakup tiga aspek
penting yang dapat digunakan sebagai indikator pencapaian standar pelayanan
ketahanan pangan, yaitu (a) ketersediaan pangan, yang diartikan bahwa pangan
tersedia cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk, baik jumlah maupun
mutunya serta aman, (b) distribusi pangan, adalah pasokan pangan yang dapat
menjangkau keseluruh wilayah sehingga harga stabil dan terjangkau oleh rumah
tangga, dan (c) konsumsi pangan, adalah setiap rumah tangga dapat mengakses
pangan yang cukup dan mampu mengelola konsumsi yang beragam, bergizi dan
seimbang serta preferensinya.
Untuk
mengukur seberapa besar capaian pemerintah daerah khususnya Pemerintah
Kabupaten Penajam Paser Utara dalam penyelenggaraan pelayanan ketahanan pangan
bagi penduduk maka diperlukan kajian tentang ketahanan pangan. Banyak indikator
yang digunakan untuk melihat ketahanan pangan, namun beberapa diantaranya sulit
diukur. Indikator yang baik mempunyai ciri: cukup sederhana untuk pengumpulan
dan penafsirannya, objektif, dapat diukur dengan angka, dan responsive terhadap
perubahan-perubahan akibat adanya program. Sehingga indikator ketahanan pangan yang dihasilkan
dapat merepresentasikan jumlah dan mutu pangan yang dikonsumsi sesuai norma
gizi. Salah satu indikator untuk melihat
ketahanan pangan suatu wilayah adalah Neraca Bahan Makanan (NBM) yang mampu menjelaskan
tersedianya pangan dari hasil produksi dalam negeri dan/atau sumber lain yang
mencukupi dari segi kuantitas dan kualitas serta aman untuk dikonsumsi.
Neraca Bahan Makanan (NBM) yang disajikan secara lengkap, tepat waktu
dan berurutan dari suatu periode ke periode berikutnya akan sangat berguna
untuk memantapkan secara menyeluruh bagi perencanaan program-program yang
berkaitan dengan masalah pangan dan gizi
secara umum, serta didapatkan gambaran
tentang situasi penyediaan pangan per kapita pada suatu kurun waktu tertentu,
sehingga para pengambil keputusan dengan cepat dapat menetapkan kebijakan yang
harus ditempuh.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Tujuan dari penyusunan Neraca
Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2016 ini adalah:
1. Untuk mengetahui gambaran
penyediaan berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara
2.
Untuk
mengetahui gambaran penggunaan berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten
Penajam Paser Utara
3.
Untuk mengetahui gambaran ketersediaan energi, protein dan
lemak per kapita berbagai jenis bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
4.
Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standart) pangan
untuk memenuhi kebutuhan gizi penduduk.
Sedangkan manfaat
yang terkandung dari penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Kabupaten Penajam
Paser Utara 2016 ini adalah:
1.
Sebagai bahan untuk mengevaluasi ketersediaan dan penggunaan
pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
2.
Sebagai bahan acuan dalam perencanaan produksi dan penyediaan
pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara.
3.
Sebagai bahan acuan dalam penetapan dan pemantapan kebijakan
pangan dan gizi di Kabupaten Penajam Paser Utara.
4.
Untuk menilai ketersediaan pangan.
1.3. LANDASAN HUKUM
Permasalahan
pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi sudah muncul sejak puluhan tahun yang lalu.
Oleh karena itu, sudah ada beberapa upaya dari pemerintah yang diharapkan dapat
mengurangi atau bahkan menyelesaikan permasalahan pangan dan gizi. Upaya
pemerintah tersebut diantaranya dituangkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan
terkait pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi.
Terkait
dengan ketahanan pangan, berbagai kebijakan dan program pemerintah telah
ditempuh untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan dan suplai
pangan. Beberapa kebijakan pemerintah yang melandasi penyusunan Neraca Bahan
Makanan Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2016 ini adalah :
1.
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang
Pangan. Undang-Undang tersebut secara eksplisit menyatakan kewajiban mewujudkan
ketahanan pangan. UU tersebut menjelaskan konsep ketahanan pangan, komponen, serta
para pihak yang harus berperan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Secara umum
UU tersebut mengamanatkan bahwa pemerintah bersama masyarakat wajib mewujudkan
ketahanan pangan. UU tersebut telah dijabarkan dalam beberapa Peraturan
Pemerintah (PP);
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002
tentang Ketahanan Pangan yang mengatur tentang Ketahanan Pangan yang mencakup
ketersediaan pangan, cadangan pangan, penganekaragaman pangan, pencegahan dan
penanggulangan masalah pangan, peran pemerintah pusat dan daerah serta
masyarakat, pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional;
3.
Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004
tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan, yang mengatur tentang keamanan, mutu
dan gizi pangan, pemasukan dan pengeluaran pangan ke wilayah Indonesia,
pengawasan dan pembinaan, serta peranserta masyarakat mengenai hal-hal di
bidang mutu dan gizi pangan.
4.
Peraturan Menteri Pertanian Nomor
65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan
Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.
5.
Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.
BAB II
KONSEP DAN DEFINISI
2.1.
NERACA BAHAN MAKANAN
Neraca Bahan Makanan yang
selanjutnya disingkat NBM adalah suatu bentuk tabel yang dapat memberikan
gambaran tentang situasi dan kondisi persediaan bahan makanan pada suatu daerah
dalam kurun waktu tertentu bagi penduduknya.
Neraca Bahan Makanan
terdiri dari beberapa kolom yang berisi data antara lain :
a.
Jenis bahan makanan
b.
Produksi
yang terdiri dari “ Masukan dan Keluaran
“
c.
Perubahan Stock
d.
Barang masuk (impor,
antar pulau masuk dan antar daerah masuk)
e.
Persediaan domestik
f.
Barang keluar (ekspor, antar pulau keluar dan antar daerah keluar)
g.
Pemakaian
domestik yang diperinci
menurut penggunaannya, seperti
untuk makanan ternak, bibit,
bahan/makanan,
tercecer/penyusutan dan untuk dimakan penduduk
h.
Konsumsi
per kapita, yang dinyatakan
dalam satuan kilogram per
tahun, gram per hari, jumlah kalori,
protein dan lemak per hari
2.1.1. Jenis
Bahan Makanan
Jenis bahan makanan adalah
semua jenis bahan makanan yang dapat dan lazim dimakan penduduk, baik yang
diperdagangkan maupun tidak.
Jenis bahan makanan
ini secara umum dikelompokkan kedalam
sembilan kelompok bahan
makanan yaitu padi - padian, makanan berpati, gula, buah/biji berminyak,
buah-buahan, sayur-sayuran, daging, telur dan susu, ikan, minyak dan lemak.
a.
Padi-padian
Padi-padian adalah kelompok komoditas yang
terdiri dari gandum, padi, jagung dan sorgum (cantel) serta produksi turunannya
b. Makanan Berpati
Makanan berpati adalah bahan makanan yang
mengandung pati yang berasal dari akar/umbi dan lain-lain bagian tanaman yang
merupakan bahan pokok lainnya. Yang termasuk dalam kelompok komoditas ini
adalah ubi kayu, ubi jalar, dan sagu, serta produksi turunannya seperti gaplek
dan tapioka yang merupakan produksi turunan ubi kayu. Kelompok komoditas
makanan berpati ini merupakan jenis bahan makanan mudah rusak jika disimpan
dalam jangka waktu cukup lama sebelum melalui proses pengolahan.
c. Gula
Gula
adalah kelompok komoditas yang terdiri atas gula pasir dan gula merah (gula
mangkok, gula aren, gula semut dan lain-lain) baik merupakan hasil olahan
pabrik maupun rumah tangga.
d. Buah/Biji Berminyak
Buah/biji berminyak adalah kelompok bahan
makanan yang mengandung minyak dan berasal dari buah dan biji-bijian. Komoditas
yang termasuk dalam kelompok ini adalah kacang hijau, kelapa, kacang tanah,
kacang kedelai, kacang mete, kemiri, kacang bogor dan lain-lain yang sejenis.
Sebagian dari komoditas ini khususnya kelapa, diolah menjadi kopra yang
selanjutnya dijadikan minyak goreng, sehingga produk turunannya tercantum dalam
kelompok minyak dan lemak.
e. Buah-buahan
Buah-buahan adalah sumber vitamin dan
mineral dari bagian tanaman yang berupa buah. Umumnya merupakan produksi tanaman
tahunan yang biasa dapat dikonsumsi tanpa dimasak.
f. Sayuran
Sayuran adalah sumber vitamin dan mineral
yang dikonsumsi dari bagian tanaman yang berupa daun, bunga, buah, batang atau
umbi. Tanaman tersebut pada umumnya berumur kurang dari satu tahun.
g. Daging
Daging
adalah bagian dari hewan yang sengaja disembelih atau dibunuh dan lazim dimakan
manusia, kecuali yang telah diawetkan dengan cara lain dari pendinginan.
h. Telur
Telur yang dimaksud adalah telur unggas,
yaitu telur ayam buras, telur ayam ras dan telur itik.
i. Susu
Susu adalah cairan yang diperoleh dengan
cara perahan yang benar, terus menerus dengan tidak dikurangi sesuatu dan/atau
dari sapi dan kambing ternak perah sehat dengan ditambahkan kedalamnya sesuatu
bahan lain.
j. Ikan
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang
air dan biota perairan lainnya. Yang dimaksud komoditas ikan disini adalah yang
berasal dari kegiatan penangkapan di laut maupun di perairan umum (waduk,
sungai dan rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba, dan
sawah) yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi
masyarakat. Mulai tahun 1999, kelompok ikan yang semula hanya dibagi dua sub
kelompok yaitu ikan laut dan ikan air tawar, dirinci menjadi 17 jenis ikan.
k. Minyak dan Lemak
Minyak
dan lemak adalah kelompok bahan makanan yang berasal dari nabati, seperti
minyak kelapa, minyak sawit, minyak kacang tanah, minyak kedelai, dan minyak
jagung, serta yang berasal dari hewani yaitu minyak ikan. Sedangkan lemak
umumnya berasal dari hewani seperti lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing/domba, lemak babi dan lain-lain.
2.1.2. Produksi
Produksi adalah jumlah keseluruhan hasil masing-masing
bahan makanan yang dihasilkan dari sektor pertanian (tanaman pangan, perikanan, peternakan dan
perkebunan) yang belum mengalami proses
pengolahan maupun yang sudah mengalami
proses pengolahan. Produksi
dikategorikan menjadi dua kategori sebagai berikut :
a.
Masukan (Input)
Masukan adalah unsur produksi yang masih dalam bentuk asli
maupun dalam bentuk hasil olahan yang akan mengalami proses pengolahan lebih
lanjut.
b.
Keluaran (Output)
Keluaran adalah unsur produksi dari hasil keseluruhan sebagai
hasil turunan yang diperoleh dari kegiatan berproduksi, atau hasil utama yang
langsung diperoleh dari kegiatan berproduksi yang belum mengalami perubahan.
Besarnya output/keluaran sebagai hasil dari input/masukan tertentu sangat tergantung oleh (besarnya)
ekstraksi dan faktor konversi.
Produksi untuk komoditas tanaman
pangan mencakup hasil seluruh panen, baik yang berasal dari lahan sawah maupun
lahan kering serta lahan lama maupun baru. Sedangkan produksi turunannya
diperoleh dengan menggunakan faktor konversi dan tingkat ekstraksi dari
komoditas yang bersangkutan.
Produksi daging diperoleh dari
jumlah pemotongan resmi (RPH) yang ada di Kabupaten Penajam Paser Utara dan
dari penjual daging dipasar. Produksi daging (masukan) dinyatakan dalam bentuk
karkas dari semua jenis ternak, sedangkan keluaran dalam bentuk daging murni.
Khusus untuk jeroan dihitung dari berat karkas masing-masing jenis, dan
langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran).
Produksi telur dihitung dari
seluruh hasil produksi telur, baik dari perusahaan peternakan maupun peternakan
rakyat dan langsung dimasukkan ke kolom 3 (keluaran).
Produksi susu dihitung dari
populasi ternak betina produktif yang laktasi dikalikan rata-rata produksi ekor
per tahun. Produksi minyak nabati didasarkan pada jumlah yang diolah untuk
makanan kecuali minyak sawit dan inti sawit merupakan produk asli. Sedang produksi
untuk lemak hewani didasarkan pada produksi daging (karkas).
Produksi
perikanan adalah semua hasil penangkapan ikan/binatang air/ biota perairan
lainnya yang ditangkap baik dari laut, perairan umum maupun dari hasil kegiatan
budidaya yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim/umum dikonsumsi.
2.1.3. Perubahan Stock
Stock
adalah sejumlah bahan makanan yang disimpan/dikuasai oleh pemerintah atau
swasta yang dimaksudkan sebagai cadangan dan akan digunakan apabila
sewaktu-waktu diperlukan.
Perubahan stock yang dimaksud adalah selisih antara
persediaan akhir tahun dengan persediaan awal tahun. Dengan demikian perubahan persediaan ini,
hasilnya bisa :
a.
Positif
( + ), yang berarti adanya
kenaikan persediaan, sehingga terjadi
pengurangan komoditas yang
beredar dipasaran.
b.
Negatif
( - ), yang berarti
adanya penurunan persediaan,
sehingga terjadi kenaikan
komoditas yang beredar dipasaran.
2.1.4. Barang
Masuk
Barang
masuk adalah jumlah volume bahan makanan menurut jenisnya yang dimasukkan ke daerah ini untuk diperdagangkan,
diedarkan, disimpan, baik jenis bahan makanan yang belum mengalami proses
maupun yang sudah mengalami proses pengolahan. Barang masuk terdiri atas :
a.
Jenis
bahan makanan yang datang dari
luar wilayah NKRI langsung masuk ke
daerah ini (impor).
b. Jenis
bahan makanan yang masuk dari
wilayah administrasi daerah lain ke
wilayah administrasi daerah ini (perdagangan antar pulau dan daerah masuk).
2.1.5. Barang
Keluar
Barang keluar
adalah jumlah bahan
makanan yang dikeluarkan
dari daerah ini
baik jenis bahan
makanan yang belum
mengalami proses maupun yang
sudah mengalami proses
pengolahan . Barang keluar terdiri
atas :
a. Jenis bahan
makanan yang langsung
keluar wilayah NKRI
(Ekspor)
b.
Jenis bahan makanan yang keluar
dari wilayah administratif daerah
ini ke wilayah
administratif daerah lain (perdagangan antar
pulau dan daerah keluar)
2.1.6. Persediaan
Domestik
Persediaan
domestik adalah sejumlah bahan makanan yang berasal dari produksi
(keluaran) dikurangi perubahan stock ditambah impor dikurangi ekspor.
Persediaan domestik tersebut dipergunakan untuk :
a.
Makanan
ternak (Feed)
Yang dimaksud makanan
ternak adalah jumlah
bahan makanan yang
disediakan sebagai bahan
makan ternak.
b.
Bibit / benih (Seed)
Adalah jenis bahan makanan yang digunakan untuk
pembibitan/pembenihan.
c.
Pengolahan untuk makanan dan industri (manufacture for food and industry).
Yang dimaksud
dengan pengolahan untuk
makanan dan industri
adalah jenis bahan
makanan yang diolah
menjadi makanan atau
sebagai bahan baku
bahan makanan.
d.
Penyusutan / tercecer
Yang dimaksud penyusutan/tercecer adalah jenis bahan
makanan yang hilang atau
tercecer, susut atau pemborosan
sejak awal produksi sampai dibeli konsumen
baik yang terjadi
ditempat produksi disebabkan karena pengolahan dan yang terjadi
dalam distribusi dan penyimpanan. Pemborosan tidak termasuk
yang terjadi di dapur konsumen.
e.
Pemakaian jenis bahan makanan yang
tersedia untuk dimakan.
Pemakaian
jenis bahan makanan yang tersedia langsung dapat dikonsumsi oleh penduduk.
2.1.7. Persediaan
per Kapita
Yang
dimaksud persediaan per kapita adalah sejumlah bahan makanan yang tersedia
untuk dikonsumsi setiap penduduk suatu negara atau daerah dalam suatu kurun waktu tertentu, baik dalam
bentuk natural maupun bentuk unsur gizinya dibagi dengan jumlah penduduk
(pertengahan tahun). Unsur gizi utama tersebut adalah sebagai
berikut :
a.
Energi
adalah sejumlah kalori
hasil pembakaran karbohidrat
yang berasal dari
berbagai jenis bahan
makanan yang sangat dibutuhkan
oleh tubuh untuk kegiatan tubuh
seluruhnya.
b.
Protein
adalah suatu persenyawaan
yang mengandung unsur “ N “
yang sangat dibutuhkan tubuh
untuk pertumbuhan serta
penggantian
jaringan-jaringan yang rusak/aus.
c.
Lemak
adalah salah satu unsur zat
makanan yang sangat
diperlukan oleh tubuh sebagai tempat penyimpanan energi, protein dan
vitamin.
d.
Vitamin
merupakan salah satu
unsur zat makanan
yang sangat diperlukan tubuh
untuk proses metabolisme dan pertumbuhan normal.
e.
Mineral
merupakan zat makanan yang
diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik.
2.2.
ANGKA KECUKUPAN
GIZI ( AKG )
Angka Kecukupan
Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan adalah sesuatu kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi hampir semua orang menurut golongan umur,
jenis kelamin , ukuran
tubuh dan aktivitas
untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Istilah
lain dari AKG
ini adalah Normal
Kecukupan Gizi (NKG). Angka Kecukupan
Gizi dibedakan atas 2 macam
:
a. AKG ditingkat
konsumsi, dinyatakan dalam per orang per hari.
b. AKG
ditingkat persediaan, juga dinyatakan
dalam per orang per hari.
Untuk
kalori (energi) disebut
juga AKE (Angka
Kecukupan Energi) ; untuk protein
disebut dengan AKP
(Angka Kecukupan Protein). Dari berbagai penelitian,
perbedaan AKG ditingkat persediaan
dengan AKG ditingkat konsumsi diperkirakan antara 10 - 20 persen.
Hasil perhitungan
secara nasional (Widya Karya
Pangan dan Gizi ke VIII 2004) untuk
AKG kalori maupun protein per kapita per hari adalah sebagai berikut :
a.
Kalori
AKE ditingkat
konsumsi = 2 000 Kkalori
AKE ditingkat persediaan = 2 200 Kkalori
b.
Protein
AKP ditingkat
konsumsi = 52 gram
AKP ditingkat persediaan = 57 gram
BAB III
METODOLOGI
3.1.
JENIS
DAN SUMBER DATA
Beberapa data yang harus
disediakan dalam penyusunan NBM adalah menyangkut data ketersediaan bahan makanan di daerah,
pemakaian dalam daerah, data penduduk, besaran dan angka konversi, serta
komposisi gizi bahan makanan. Sumber data diperoleh melalui data sekunder yaitu
data resmi instansi BPS, Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Penajam Paser
Utara, Rumah Pemotongan Hewan, Perum BULOG Kansilog Tanah Grogot Gedung BULOG
Babulu dan data primer yang diperoleh dari Survei Khusus
Neraca Bahan Makanan
pada pedagang besar dan eceran serta petani/produsen penghasil bahan makanan.
3.1.1. Ketersediaan Bahan Makanan
Jenis bahan makanan yang dimaksud disini adalah jenis bahan makanan yang
lazim atau umum dikonsumsi oleh masyarakat suatu negara/daerah yang data
produksinya tersedia secara kontinyu dan resmi.
Namun, bila data produksi jenis bahan makanan tersebut tidak tersedia, maka
bisa didekati dengan data lain yang tersedia, misalnya data konsumsi yang berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Modul
Konsumsi.
Ketersediaan jenis bahan
makanan di daerah meliputi data produksi, perubahan stok, impor dan ekspor.
Data produksi bahan makanan diperoleh melalui data sekunder diperoleh dari
Dinas Pertanian, Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Penajam Paser Utara dan data primer dengan mengadakan
pendataan langsung ke petani atau produsen penghasil bahan pangan. Data
perubahan stok untuk komoditi beras diperoleh dari Perum Badan Urusan Logistik
(BULOG) Kansilog Tanah Grogot Gedung Bulog Babulu.
Ada beberapa data yang diperoleh
dari hasil pemantauan tim penyusun NBM di lapangan. Pemantauan dilakukan dengan
menggunakan sampel pedagang besar dan eceran dipasar untuk berbagai kelompok
jenis pangan di
4 (empat) kecamatan
yaitu di di Kecamatan
Babulu, Waru, Penajam dan Sepaku. Pemantauan
dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan menanyakan langsung ke beberapa
pedagang pengumpul yang membeli hasil produksi di daerah tersebut.
Tidak dapat
dipungkiri bahwa di wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara banyak terdapat pintu
keluar/masuk barang baik darat maupun laut, sehingga masih sangat memungkinkan
terjadinya keluar/masuk barang dari berbagai titik dan sangat sulit untuk
dilakukan pemantauan, sehingga data keluar/masuk barang yang tersedia sangat terbatas.
3.1.2. Pemakaian Dalam Daerah
Pemakaian dalam
daerah meliputi pemakaian untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk makanan,
diolah untuk bukan makanan, yang tercecer dan untuk bahan makanan penduduk.
Untuk bibit yang digunakan oleh petani di Kabupaten Penajam Paser Utara, untuk
jenis padi sawah 45,80 Kg/Ha, padi ladang 30 Kg/Ha dan jagung 28 Kg/Ha. Data
tersebut diperoleh dari Dinas Pertanian Kabupaten Penajam Paser Utara. Beberapa komoditi juga
dihitung dengan menggunakan konversi dari bahan makanan.
3.1.3. Data Penduduk
Data penduduk
yang digunakan adalah data penduduk pertengahan tahun 2016 yang bersumber dari
BPS Kabupaten Penajam Paser Utara. Angka tersebut merupakan angka proyeksi dari
hasil Sensus Penduduk 2000, survei penduduk antar sensus (SUPAS) 2005 dan Sensus Penduduk 2010.
3.1.4. Besaran dan Angka Konversi
Besaran dan angka
konversi yang digunakan adalah besaran dan angka konversi yang ditetapkan oleh
tim NBM Nasional.
3.1.5. Komposisi Bahan Makanan
Komposisi
gizi bahan makanan yang digunakan adalah yang bersumber dari buku Daftar
Komposisi Bahan Makanan (DKBM), publikasi Departemen Kesehatan dan dari sumber
lain yang resmi yaitu Food Composition Table for Use in East Asia” dan Food Composition Table for
International Use” publikasi FAO. Komposisi gizi tersebut
adalah besarnya nilai kandungan gizi dari bagian yang dapat dimakan.
3.2.
PENGHITUNGAN
NERACA BAHAN MAKANAN
Penghitungan NBM didasarkan pada
penyediaan dalam daerah. Penyediaan dalam daerah untuk masing-masing jenis
bahan makanan diperoleh dari produksi (keluaran) ditambah impor (pemasukan dari
luar daerah) dikurangi perubahan stok dan ekspor (ke luar daerah).
Dari penyediaan dalam daerah,
kemudian dihitung rincian pemakaian dalam daerah dengan menggunakan faktor
konversi (untuk pakan, bibit/benih, diolah untuk bahan makanan dan bahan baku
industri bukan makanan, yang tercecer dan sebagai bahan makanan penduduk di
Kabupaten Penajam Paser Utara). Untuk penghitungan ketersediaan kalori, protein
dan lemak per kapita digunakan faktor konversi dan data penduduk pertengahan
tahun (middle year population).
Penulisan angka pada tabel NBM
mulai dari kolom (2) sampai dengan kolom (14), dan kolom (17) adalah dalam
bilangan bulat, sedangkan untuk kolom (15), kolom (16), kolom (18) dan kolom
(19) dalam bilangan pecahan dua desimal.
BAB IV
komponen neraca bahan makanan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar bagi
kehidupan manusia. Setiap orang berhak untuk mendapatkan pangan yang aman dan
bergizi. Kecukupan pangan bagi setiap orang hanya akan tercapai apabila dicapai suatu ketahanan pangan atau food
scientity. Oleh karena itu pemerintah telah memberikan perhatian yang besar
terhadap pembangunan nasional dibidang pangan agar cukup untuk memenuhi
kebutuhan seluruh penduduk.
Dalam rangka perencanaan pembangunan pangan
diperlukan data yang mampu menjelaskan tentang tingkat ketersediaan pangan,
penggunaan pangan, distribusi pangan, serta kelayakan gizi dari pangan yang
tersedia (pangan yang bermutu). Neraca Bahan Makanan merupakan salah satu indikator
yang mampu menjelaskan tentang ketersediaan pangan baik ukuran kuantitas pangan
(jumlah) maupun kualitas (mutu gizi) pangan serta sumber perolehan pangan yang
tersedia.
4.1 KETERSEDIAAN PANGAN
Ketersediaan pangan dalam neraca bahan makanan
terdiri dari data produksi pangan dalam daerah, dan data sirkulasi pangan
(jumlah barang dari luar daerah dan barang yang dikirim keluar daerah), dan
stok barang di dalam daerah. Kelompok bahan makanan yang tersedia ditampilkan
dalam 11 kelompok bahan makanan yang terdiri dari:
1. Kelompok padi-padian ( 6 komoditi )
Kelompok padi-padian yang tersaji dalam neraca bahan
makanan terdiri dari tepung gandum/terigu, padi/gabah, beras, jagung dan jagung
muda. Dalam kelompok bahan makanan padi-padian, komoditas beras merupakan bahan
yang memegang peranan penting dibanding bahan makanan yang lain. Penyediaan
beras di daerah Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016 sebanyak 21.206 ton, berasal
dari produksi sendiri sebanyak 19.192
ton, stok dalam daerah 539 ton, barang yang berasal dari luar daerah 3.993 ton
sedangkan beras yang keluar daerah sebesar 1.439 ton. Beras yang tersedia dan siap dikonsumsi oleh penduduk Kabupaten Penajam
paser utara tercatat sebanyak 20.640 ton atau 132,31 kg per kapita
per tahun. Produksi beras di tahun ini menurun sebanyak 7.897 ton yang
sebelumnya di tahun 2015 sebanyak 27.089 ton menjadi 19.192 ton di tahun 2016.
Hal ini dikarenakan produksi beras dari hasil panen padi menurun oleh anomali
cuaca El-Nino.
Komoditi tepung gandum/tepung terigu keseluruhannya
merupakan barang dari luar daerah, sedangkan rasio impor terhadap penyediaan kelompok pangan padi-padian sebesar 1,38 persen. Komoditi jagung memiliki rasio impor terhadap penyediaan 60,56 persen. Dari 284 ton jagung yang tersedia, yang benar-benar dikonsumsi oleh penduduk
sebanyak 17 ton sebagian
besarnya digunakan untuk pakan ternak.
2. Kelompok makanan berpati ( 5 komoditi )
Komoditi ubi kayu yang termasuk kelompok makanan
berpati, merupakan bahan makanan yang menyumbang penyediaan terbesar dibanding komoditi
lain. Penyediaan ubi kayu di Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016 mencatat angka sebesar 1.466
ton keseluruhannya merupakan produksi
dalam daerah, sedangkan ubi jalar sebanyak 475 ton. Komoditi tepung tapioka dan
sagu keseluruhannya diperoleh dari luar
daerah masing-masing sebanyak 131 ton dan 13 ton. Ubi kayu merupakan tanaman yang
tahan terhadap cuaca sehingga tidak mempengaruhi produktivitasnya di tahun
2016, sehingga produksinya meningkat 130 ton dibanding tahun lalu.
3. Kelompok gula ( 2 komoditi )
Gula pasir
yang tersedia di
Kabupaten Penajam Paser Utara seluruhnya merupakan impor yaitu sebanyak 997 ton, sedangkan
komoditi gula merah sebagian besar mampu diproduksi di dalam daerah khususnya
gula merah berbahan kelapa sebanyak 69 ton meskipun ada yang berasal dari luar
daerah sebanyak 48 ton. Persediaan konsumsi gula merah yang benar-benar
dikonsumsi sebanyak 104
ton sehingga sisanya
dikirim keluar daerah sebanyak 14 ton. Berdasarkan konsumsi perkapita perhari,
konsumsi gula penduduk daerah ini meningkat dari tahun sebelumnya dari 18,42 kg
per kapita per hari menjadi 19,16 kg perkapita perhari. Peningkatan konsumsi
gula ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah tiap
tahunnya.
4. Kelompok buah/biji berminyak ( 6 komoditi )
Kedelai merupakan penyumbang
terbesar dalam penyediaan bahan makanan di kelompok buah/biji berminyak.
Ketersediaannya sebanyak 982 ton dimana produksi dari dalam kabupaten sebanyak 213 ton dan impor dari luar kabupaten sebanyak 769 ton. Kelapa berkulit daging
merupakan penyumbang terbesar kedua dalam penyediaan bahan makanan di kelompok buah/biji berminyak yaitu sebanyak 626 ton, setelah dikurangi keperluan domestik, yaitu diolah menjadi makanan 69 ton dan
tercecer sebanyak 15 ton. Sehingga yang siap untuk dikonsumsi penduduk
sebanyak 542 ton atau 3.47 kg per kapita per tahun. Komoditi kopra merupakan produk
turunan dari kelapa yang digunakan sebagai bahan pembuat minyak kelapa,
mengingat Kelapa juga merupakan salah satu produk penting di Kabupaten Penajam
Paser Utara. Penyediaan bahan makanan di kelompok buah/biji berminyak tahun ini
juga turun seperti kelompok bahan makanan lain. Penyebab utama turunnya
ketersediaannya di kabupaten disebabkan oleh berkurangnya produksi komoditi
kacang tanah di daerah ini, yang juga dipengaruhi oleh anomali cuaca.
5. Kelompok buah-buahan ( 13 komoditi )
Penyediaan pada
kelompok makanan buah-buahan di Kabupaten Penajam Paser Utara umumnya berasal
dari produksi sendiri dan beberapa jenis buah-buahan merupakan barang impor.
Komoditi yang berasal dari luar daerah seperti mangga, jeruk, apel, klengkeng sedangkan buah-buahan produksi sendiri yang
banyak dikirim keluar daerah adalah pisang, rambutan, dan durian. Produksi buah-buahan di Kabupaten Penajam Paser
Utara pada tahun 2016 dari berbagai jenis buah mencapai 20.407 ton, buah-buahan
berasal dari luar daerah sebanyak 702 ton, dan barang yang dikirim keluar
daerah sebanyak 11.178 ton. Setelah dikurangi yang tercecer 341,23 ton maka
jumlah buah-buahan yang siap dikonsumsi penduduk sebanyak 9.589,47 ton.
Jumlah produksi
buah-buahan tahun 2016 surplus sebanyak 66,94 persen, walaupun jumlah produksi
meningkat namun ketersediaan di dalam kabupaten menurun menjadi 9.931 ton dari
12.560 ton di tahun 2015 dan kelebihan produksi diekspor keluar daerah. Jumlah
produksi yang besar di tahun 2016 didominasi oleh komoditi pisang yang
merupakan produksi buah andalan daerah ini. Dimana produksi pisang tercatat sebanyak 10.526,3 ton dan yang
dikirim ke luar daerah sebanyak 7.895 ton, sehingga penyediaan di daerah
sebesar 2.632 ton. Setelah dikurangi tercecer sebanyak 4,7 persen atau 124 ton, maka pisang yang siap untuk dikonsumsi penduduk sebanyak 2.508 ton atau 16,08 kg per kapita per tahun.
6. Kelompok sayur-sayuran ( 19 komoditi )
Komoditi
sayur-sayuran yang mampu diproduksi di dalam daerah diantaranya ketimun, kacang
panjang, tomat, cabe, terong, bayam, sawi, buncis, dan kangkung. Jumlah persediaan komoditi sayur-sayuran sebanyak
6.744 ton, komoditi hasil produksi sendiri dari berbagai jenis komoditi pada
tahun 2016 sebanyak 5.979 ton, dan komoditi yang berasal dari impor sebanyak
2.573 ton sedangkan yang dikirim keluar daerah sebanyak 1.808 ton. Komoditi sayuran yang paling banyak diproduksi dalam
daerah adalah cabe sebanyak 1.531,7 ton, tomat 1.057,1 ton, kacang panjang
837,2 ton, ketimun 809,7 ton, terung 666,5 ton, kangkung 393,1 ton, petsai/sawi 248,2 ton, bayam 205,7 ton, bawang merah 75 ton, buncis 72,2 ton, kol 40 ton, bawang daun 36,9 ton dan sayuran lainnya 5,8 ton.
Sedangkan komoditi kentang, lobak, wortel, labu siam dan bawang putih
keseluruhannya merupakan produk dari luar daerah.
Sama halnya
dengan kelompok buah-buahan, penyediaan kelompok sayur-sayuran di tahun 2016
juga mengalami kenaikan 12,48 persen dibandingkan tahun lalu. Peningkatan ini disumbang oleh beberapa komoditi
sayuran yang tahun lalu mengandalkan impor dari luar kabupaten, tapi di tahun
ini sudah dapat memproduksi sendiri seperti bawang merah, kol/kubis dan bawang
daun. Selain itu hampir semua komoditi di kelompok sayur-sayuran meningkat
produksinya dibanding tahun sebelumnya.
7. Kelompok daging ( 10 komoditi )
Pada kelompok bahan makanan daging komoditi daging
ayam ras merupakan bahan makanan yang dominan kontribusinya dalam penyediaan
daging di Kabupaten Penajam Paser Utara. Daging ayam ras yang tersedia sebanyak
1.283 ton yang
merupakan produksi kabupaten ini sebanyak 1.231 ton sedangkan mendatangkan dari
daerah lain sebanyak 83,8 ton. Setelah
dikurangi jumlah yang tercecer sebanyak 64 ton, maka jumlah yang tersedia untuk siap di konsumsi sebanyak 1.219 ton atau 7,82 kg per kapita per tahun. Penyediaan daging tahun 2016 mengalami kenaikan
7,7 persen karena konsumsi penduduk terhadap pangan hewani yang tahun lalu
banyak mengkonsumsi ikan, beberapa
beralih ke komoditi ayam ras dikarenakan produksi ikan yang menurun di
tahun ini.
8. Kelompok telur ( 3 komoditi )
Penyediaan pada
kelompok bahan makanan telur, komoditi telur ayam ras merupakan jenis bahan
pangan yang peranan terbesar kontribusinya dalam penyediaan telur di Kabupaten
Penajam Paser Utara. Telur ayam ras yang tersedia sebanyak 1.197 ton, 779 ton merupakan
produksi daerah ini sedangkan yang berasal dari luar daerah sebanyak 418 ton. Jumlah telur ayam ras yang tersedia untuk
dikonsumsi setelah dikurangi yang tercecer sebanyak 25 ton, maka telur ayam ras yang
siap dikonsumsi adalah sebanyak 1.172
ton atau 7,51 kg per kapita per tahun. Sama halnya dengan
kelompok daging, konsumsi telur tahun ini juga meningkat 1,43 persen karena
konsumsi penduduk terhadap pangan hewani juga ada yang beralih ke komoditi
telur.
9. Kelompok susu ( 2 komoditi )
Ketersediaan susu sapi olahan tercatat sebanyak 635
ton yang seluruhnya barasal dari impor dan pemasukan dari luar daerah. Dengan
perkiraan tidak ada yang tercecer maka jumlah susu olahan yang siap dikonsumsi
juga sebanyak 635 ton atau jumlah penyediaan per kapita per
tahun sebanyak 4,07 kg. Jumlah ini meningkat 0.01 kg per kapita per tahun dibandingkan
tahun lalu. Konsumsi susu yang berasal dari impor meningkat tiap tahunnya
dikarenakan pertumbuhan penduduk yang kian meningkat terutama penduduk usia
dibawah lima tahun.
10. Kelompok ikan ( 17 komoditi )
Penyediaan pada
kelompok ikan di Kabupaten Penajam Paser Utara umumnya berasal dari produksi
sendiri dan sebagian produksi ikan
dikirim keluar daerah terutama Kabupaten Penajam Paser Utara. Produksi Ikan di
Kabupaten Penajam Paser Utara pada tahun 2016 dari berbagai jenis ikan mencapai
7.106 ton, ikan berasal dari luar daerah sebanyak 325 ton, dan barang yang
dikirim keluar daerah sebanyak 2.476 ton. Ikan yang siap disajikan untuk
dikonsumsi sebanyak 4.212,31 ton atau rata-rata perkapita pertahun 27 kg setelah dikurangi yang tercecer sebanyak 364 ton. Produksi ikan tahun
ini menurun sebanyak 10,37 persen karena berkurangnya hasil tangkapan nelayan
disebabkan oleh anomali cuaca yang mengganggu aktivitas nelayan.
11. Kelompok minyak dan lemak ( 11 komoditi )
Penyediaan minyak sawit/minyak goreng di
Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016 sebanyak 1.963 ton yang semuanya berasal luar daerah dan diestimasi yang tercecer sebanyak 30 ton maka minyak
goreng yang siap untuk dikonsumsi penduduk Kabupaten Penajam Paser Utara
sebanyak 1.932 ton atau 12,39 kg per
kapita per tahun. Konsumsi minyak dan lemak di tahun 2016 dibanding tahun 2015
juga turun karena pengaruh harga minyak goreng di pasaran yang naik di tahun
ini sehingga penduduk lebih mengurangi konsumsi minyak dan mengganti cara
pengolahan lauk dengan cara merebus atau dibakar.
Secara keseluruhan penyediaan bahan makanan di Kabupaten Penajam Paser
Utara tahun 2016 sebesar 341,87 kg per kapita per tahun yang terdiri dari
sumber nabati sebesar 286,12 kg per kapita
per tahun dan dari sumber hewani sebesar 55,75 kg per kapita per tahun.
Berdasarkan tabel 1 terlihat bahwa terjadi surplus
dalam ketersediaan pangan di Kabupaten Penajam Paser Utara sebesar 1,68 persen.
Beberapa komoditi yang mengalami surplus dalam ketersediaannnya diantaranya
kelompok padi-padian sebesar 23,85
persen, kelompok minyak dan lemak sebesar 40,93 persen.
Sedangkan kelompok bahan makanan yang mengalami defisit diantaranya buah/biji berminyak sebesar 72,57 persen,
umbi-umbian sebesar 58,99 persen, gula 36,51
persen, pangan hewani sebesar sebesar
20,14 persen, kacang-kacangan 12,14 persen dan sayur dan buah sebesar 12,84 persen.
Tabel 1. Ketersediaan Energi dan Standar Penyediaan Pangan Harapan Tahun 2016
Jenis Bahan Makanan
|
Ketersediaan Energi
(Kkal/hari)
|
Pola Penyediaan Pangan Harapan
(Kkal/hari)
|
Surplus/
Defisit Pangan
(%)
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1.
Padi-padian
|
1.362,38
|
1.100
|
23,85
|
2.
Umbi-umbian
|
54,14
|
132
|
-58,99
|
3. Pangan
Hewani
|
210,83
|
264
|
-20,14
|
4. Minyak dan
Lemak
|
310,04
|
220
|
40,93
|
5. Buah/Biji
Berminyak
|
18,10
|
66
|
-72,57
|
6.
Kacang-kacangan
|
96,64
|
110
|
-12,14
|
7. Gula
|
69,84
|
110
|
-36,51
|
8. Sayur dan
Buah
|
115,05
|
132
|
-12,84
|
9. Lain-lain
|
0
|
66
|
-100,00
|
Total
|
2.237,02
|
2.200
|
1,68
|
4.2
TINGKAT KETERSEDIAAN KALORI
Berdasarkan perhitungan Neraca Bahan Makanan (NBM),
ketersediaan kalori penduduk kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016 mencapai
2.237,02 kkal perkapita perhari. Ketersediaan kalori perkapita perhari menurut
kelompok bahan makanan dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 2.
Ketersediaan Kalori untuk Dikonsumsi Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok Bahan
Makanan Tahun 2015-2016
2015
|
2016
|
Naik/ Turun (%)
|
|||||||||||||||||||
Kkal/Hari
|
%
|
Kkal/Hari
|
%
|
||||||||||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
||||||||||||||||
Padi-Padian
|
1.438,72
|
61,29
|
1.362,38
|
60,90
|
-5,31
|
||||||||||||||||
Makanan Berpati
|
52,24
|
2,23
|
50,21
|
2,24
|
-3,89
|
||||||||||||||||
Gula
|
67,15
|
2,86
|
69,84
|
3,12
|
4,01
|
||||||||||||||||
Buah/Biji
Berminyak
|
118,27
|
5,04
|
114,75
|
5,13
|
-2,98
|
||||||||||||||||
Buah-Buahan
|
89,56
|
3,82
|
76,69
|
3,43
|
-14,37
|
||||||||||||||||
Sayur-sayuran
|
39,26
|
1,67
|
42,28
|
1,89
|
7,69
|
||||||||||||||||
Daging
|
101,34
|
4,32
|
107,85
|
4,82
|
6,43
|
||||||||||||||||
Telur
|
36,79
|
1,57
|
36,93
|
1,65
|
0,37
|
||||||||||||||||
Susu
|
6,79
|
0,29
|
6,80
|
0,30
|
0,25
|
||||||||||||||||
Ikan
|
70,98
|
3,02
|
59,25
|
2,65
|
-16,53
|
||||||||||||||||
Minyak dan
Lemak
|
326,3
|
13,90
|
310,04
|
13,86
|
-4,98
|
||||||||||||||||
JUMLAH
|
2.347,40
|
100,00
|
2.237,02
|
100,00
|
-4,70
|
||||||||||||||||
Apabila dilihat dari sumbernya, penyumbang terbesar
ketersediaan kalori penduduk kabupaten Penajam Paser Utara adalah kelompok
padi-padian yang merupakan sumber utama kalori yang mencapai 1.362,38 kkal per
kapita per hari, Kelompok lain yang mempunyai andil cukup besar terhadap
ketersediaan kalori adalah kelompok minyak dan lemak dengan kalori 310,04 kkal
per kapita per hari atau dengan persentase sebesar 13,86 persen. Sedangkan
kelompok lain selain kelompok padi-padian dan kelompok minyak dan lemak,
persentase ketersediaan kalori masing-masing kelompok dibawah 10 persen.
Ketersediaan kalori tahun 2016 turun sebesar 4,70
persen dibandingkan tahun lalu. Untuk bahan makanan nabati penurunan terjadi
pada kelompok buah-buahan 14,37 persen, kelompok padi-padian 5,13 persen, kelompok
minyak dan lemak sebesar 4,98 persen, makanan berpati 3,89 persen, dan buah/biji
berminyak 2,98 persen. Sedangkan dari bahan pangan hewani penurunan terjadi
pada kelompok ikan 16,53 persen. Beberapa komoditas mengalami penurunan
kuantitas produksi sehingga ketersediaan kalori perkapita perhari menjadi
berkurang.
Meskipun secara keseluruhan ketersediaan kalori
menurun namun di beberapa jenis komoditi makanan tertentu mengalami
peningkatan. Tahun 2016, untuk kelompok sayur-sayuran terjadi peningkatan
ketersediaan 7,69 persen. Kalori dari kelompok nabati ini meningkat dibeberapa
jenis sayuran seperti kacang panjang, kol/kubis, tomat, cabe, petsai/sawi,
kangkung buncis dan bayam. Begitu pula dengan kelompok daging dan kelompok gula
yang juga mengalami peningkatan ketersediaan kalori yaitu masing-masing sebesar
6,42 persen dan 4,01 persen. Dari kelompok daging, penyumbang terbesar kenaikan
ketersediaan kalori dari daging sapi dan ayam ras, sedangkan di kelompok gula,
peningkatan pada semua jenis gula.
Grafik 1. Ketersediaan Kalori Nabati / Hewani

Adapun ketersediaan kalori menurut sumber pangan
nabati dan hewani penduduk kabupaten Penajam Paser terdiri dari 2.024,14 kkal
perkapita perhari kalori nabati atau sebesar 90,48 persen dari total
ketersediaan kalori yang ada dan 212,88 kkal perkapita perhari kalori hewani
atau sebesar 9,52 persen dari total ketersediaan kalori yang ada.
4.3
TINGKAT KETERSEDIAAN PROTEIN
Ketersediaan protein di kabupaten Penajam Paser Utara
tahun 2016 mencapai 66,89 gram per kapita per hari, yang
terdiri dari 45,59 gram per kapita per hari untuk protein nabati atau 68,16
persen dari total protein yang tersedia dan 21,30 gram per kapita per hari untuk
protein hewani atau 31,84 persen dari total protein yang tersedia.
Grafik 2 Ketersediaan Protein Nabati / Hewani

Menurut kelompok bahan
makanan tahun 2016, ketersediaan protein dari kelompok padi-padian merupakan
penyumbang terbesar sebanyak 33,53 gram per kapita per hari atau 50,12 persen
dari total protein yang tersedia. Kelompok kedua terbesar selanjutnya adalah
bahan makanan ikan dengan persentase sebesar 15,93 persen atau dengan jumlah
protein mencapai 10,66 gram per kapita per hari. Kelompok ketiga dan keempat
terbesar masing-masing yaitu bahan makanan buah/biji berminyak sebanyak 8,69
gram per kapita per hari atau 13 persen dan bahan makanan daging sebesar 7,43
gram per kapita per hari atau 11,10 persen. Sedangkan untuk jenis makan
berpati, gula buah-buahan, sayur-sayuran, telur, susu, dan minyak & lemak
masih memberikan andil pada penyediaan protein dengan kisaran di bawah 10
persen.
Tabel
3. Ketersediaan Protein untuk Dikonsumsi
Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok Bahan Makanan Tahun 2015-2016
Jenis Bahan
Makanan
|
2015
|
2016
|
Naik/ Turun (%)
|
||||||||||||||||||
Gram/Hari
|
%
|
Gram/Hari
|
%
|
||||||||||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
||||||||||||||||
Padi-Padian
|
35,34
|
50,13
|
33,53
|
50,12
|
-5,14
|
||||||||||||||||
Makanan
Berpati
|
0,34
|
0,48
|
0,31
|
0,46
|
-8,23
|
||||||||||||||||
Gula
|
0,02
|
0,02
|
0,02
|
0,03
|
30,07
|
||||||||||||||||
Buah/Biji
Berminyak
|
8,88
|
12,60
|
8,69
|
13,00
|
-2,12
|
||||||||||||||||
Buah-Buahan
|
1,10
|
1,56
|
0,88
|
1,31
|
-20,48
|
||||||||||||||||
Sayur-sayuran
|
1,90
|
2,69
|
2,17
|
3,24
|
14,39
|
||||||||||||||||
Daging
|
6,97
|
9,88
|
7,43
|
11,10
|
6,62
|
||||||||||||||||
Telur
|
2,85
|
4,04
|
2,85
|
4,27
|
0,28
|
||||||||||||||||
Susu
|
0,36
|
0,50
|
0,36
|
0,53
|
0,25
|
||||||||||||||||
Ikan
|
12,76
|
18,10
|
10,66
|
15,93
|
-16,46
|
||||||||||||||||
Minyak
dan Lemak
|
0,00
|
0,01
|
0,01
|
0,01
|
23,12
|
||||||||||||||||
JUMLAH
|
70,50
|
100,00
|
66,89
|
100,00
|
-5,12
|
||||||||||||||||
Pada tahun 2016 terjadi
penurunan penyediaan protein dibanding tahun sebelumnya yaitu kelompok
buah-buahan turun sebesar 20,48 persen, kelompok ikan turun sebesar 16,46
persen, kelompok makanan berpati turun sebesar 8,23 persen. Walaupun sebagai
penyumbang terbesar ketersediaan protein untuk penduduk kabupaten Penajam Paser
Utara, namun di tahun 2016, kelompok padi-padian mengalami penurunan
ketersediaan protein dibandingkan tahun 2015, yaitu turun 5,14 persen.
Sedangkan peningkatan
ketersediaan protein penduduk kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016
dibandingkan tahun 2015 terdapat pada kelompok gula 30,07 persen, kelompok
sayur-sayuran 14,39 persen, dan kelompok daging sebesar 6,62 persen. Sehingga
total ketersediaan protein tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 5,12 persen
dibandingkan tahun 2015.
4.4
TINGKAT KETERSEDIAAN LEMAK
Secara umum
ketersediaan lemak yang dikonsumsi penduduk kabupaten Penajam Paser Utara tahun
2016 mencapai 60,95 gram per kapita per hari, yang terdiri dari 48,01 gram per
kapita per hari untuk lemak nabati atau 78,78 persen dari total penyediaan
lemak dan 12,93 gram per kapita per hari untuk lemak hewani atau 21,22 persen
dari total lemak yang tersedia.
Grafik 3. Ketersediaan Lemak
Nabati / Hewani

Sumber utama
ketersediaan lemak penduduk kabupaten Penajam Paser Utara berasal dari kelompok
minyak dan lemak. Yang dimaksud minyak disini adalah minyak goreng yang berasal
dari buah sawit maupun dari buah kelapa, sedangkan jenis makanan lemak yang
berasal dari hewan ternak. Peranan minyak dan lemak mencapai 34,37 gram per
kapita per hari atau 56,4 persen dari total ketersediaan lemak yang ada. Jenis
bahan makanan daging dan buah/biji berminyak juga sebagai penyumbang lemak yang
cukup dominan dengan masing-masing memberikan sumbangan sebesar 8,46 gram per
kapita per hari dan 7,33 gram per kapita per hari.
Pada tabel 5, ketersediaan
lemak pada tahun 2016 juga mengalami penurunan sejalan dengan menurunnya
ketersediaan kalori dan protein, yaitu turun sebesar 3,11 persen dibanding
tahun 2015. Penurunan tersebut dikarenakan oleh berkurangnya ketersediaan lemak
kelompok pangan nabati sebesar 4,52 persen yaitu dari 50,28 gram per kapita per
hari di tahun 2015 menurun menjadi 48,01 gram per kapita per hari pada tahun
2016.
Defisit
ketersediaan kalori pangan nabati tahun 2016 terjadi pada kelompok padi-padian
5,65 persen, kelompok makanan berpati 8,1 persen, kelompok buah-buahan 15,5
persen, kelompok ikan 17,18 persen, kelompok minyak dan lemak 4,98 persen dan
kelompok buah/biji berminyak 1,36 persen.
Sedangkan ketersediaan
lemak kelompok pangan hewani mengalami surplus sebesar 2,38 persen dibandingkan
tahun sebelumnya, yaitu peningkatan pada kelompok gula 30,07 persen, kelompok
sayur-sayuran 9,44 persen, kelompok daging 6,35 persen, kelompok telur 0,41
persen dan kelompok susu 0,25 persen.
Tabel
4. Ketersediaan Lemak untuk Dikonsumsi Per Kapita Per Hari Menurut Kelompok
Bahan Makanan Tahun 2015-2016
Jenis Bahan
Makanan
|
2015
|
2016
|
Naik/ Turun (%)
|
||||||||||||||||||
Kkal/Hari
|
%
|
Kkal/Hari
|
%
|
||||||||||||||||||
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
||||||||||||||||
Padi-Padian
|
5,55
|
8,82
|
5,23
|
8,59
|
-5,65
|
||||||||||||||||
Makanan
Berpati
|
0,11
|
0,17
|
0,10
|
0,16
|
-8,10
|
||||||||||||||||
Gula
|
0,05
|
0,08
|
0,06
|
0,10
|
30,07
|
||||||||||||||||
Buah/Biji
Berminyak
|
7,43
|
11,81
|
7,33
|
12,03
|
-1,36
|
||||||||||||||||
Buah-Buahan
|
0,50
|
0,80
|
0,42
|
0,70
|
-15,50
|
||||||||||||||||
Sayur-sayuran
|
0,65
|
1,04
|
0,72
|
1,17
|
9,44
|
||||||||||||||||
Daging
|
7,95
|
12,64
|
8,46
|
13,88
|
6,35
|
||||||||||||||||
Telur
|
2,64
|
4,19
|
2,65
|
4,34
|
0,41
|
||||||||||||||||
Susu
|
0,39
|
0,62
|
0,39
|
0,64
|
0,25
|
||||||||||||||||
Ikan
|
1,46
|
2,32
|
1,21
|
1,99
|
-17,18
|
||||||||||||||||
Minyak
dan Lemak
|
36,18
|
57,51
|
34,37
|
56,40
|
-4,98
|
||||||||||||||||
JUMLAH
|
62,91
|
100,00
|
60,95
|
100,00
|
-3,12
|
||||||||||||||||
4.5
TINGKAT KETERSEDIAAN KALORI, PROTEIN, LEMAK
BERDASARKAN SUMBER PANGAN
Berdasarkan tabel 2, persentase ketersediaan kalori,
protein dan lemak menurut sumber pangan nabati dan hewani mengalami penurunan di tahun 2016
dibandingkan tahun 2015 yaitu turun sebesar 4,7 persen untuk ketersediaan
kalori, sedangkan ketersediaan protein dan lemak masing-masing turun sebesar
5,12 persen dan 3,12 persen.
Tabel
5. Ketersediaan Kalori, Protein dan
Lemak Per Kapita Per Hari Menurut Sumber Pangan Nabati dan Hewani
2015-2016
Tahun
|
Nabati
|
%
|
Hewani
|
%
|
Jumlah
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
KALORI
(Kkal)
|
|
|
|
|
|
2015
|
2.129,82
|
90,74
|
217,57
|
9,26
|
2.347,4
|
2016
|
2.024,14
|
90,48
|
212,88
|
9,52
|
2.237,02
|
Surplus/Defisit
|
-4,96
|
-2,16
|
|
-4,70
|
|
PROTEIN(Gram)
|
|
|
|
|
|
2015
|
47,57
|
67,48
|
22,93
|
32,52
|
70,50
|
2016
|
45,59
|
68,16
|
21,30
|
31,84
|
66,89
|
Surplus/Defisit
|
-4,16
|
-7,11
|
-5,12
|
||
LEMAK
(Gram)
|
|
|
|
|
|
2015
|
50,28
|
79,93
|
12,63
|
20,07
|
62,91
|
2016
|
48,01
|
78,76
|
12,93
|
21,22
|
60,95
|
Surplus/Defisit
|
-4,51
|
2,38
|
-3,12
|
Berkurangnya ketersediaan kalori dipicu oleh
penurunan pangan nabati 4,96 persen atau 105,68 kkal perkapita perhari dan pangan
hewani 2,16 persen atau 4,69 kkal perkapita perhari. Adapun penurunan
ketesediaan protein terjadi pada bahan pangan nabati 4,16 persen atau turun
1,98 gram perkapita perhari dan pada bahan pangan hewani 7,11 persen atau turun
1,63 gram perkapita perhari. Sedangkan berkurangnya ketersediaan protein
terdiri dari penurunan bahan nabati sebesar 4,51 persen atau 2,27 gram
perkapita perhari dan peningkatan pangan hewani 2,38 persen atau 0,3 gram
perkapita perhari.
Meskipun terjadi penurunan pada penyediaan kalori,
protein dan lemak per kapita per hari pada tahun 2016 bila dibandingkan tahun
2015, tetapi penyediaan kalori dan protein masih diatas standar angka rata-rata
ketersediaan kalori dan protein berdasarkan hasil WNPG VIII tahun 2004.
Ketersediaan
kalori tahun 2016 sebesar 2.237,02 Kkal perkapita perhari, berarti di atas
angka rata-rata ketersediaan energi berdasarkan hasil Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG) VIII Tahun 2004 sebesar 2.200 Kkal perkapita perhari
yaitu surplus 37,02 kkalori perkapita perhari (1,68 persen).
Ketersediaan protein sebesar 66,89 gram perhari di
atas angka rata-rata ketersediaan protein berdasarkan hasil WNPG VIII tahun
2004 sebesar 57 gram perkapita perhari yaitu surplus 9,89 gram perkapita
perhari
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penyusunan neraca bahan makanan
(NBM) Kabupaten Penajam Paser Utara tahun 2016 dapat diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Penyediaan bahan makanan sebagian besar
berasal dari produksi sendiri seperti beras, sayur-sayuran, buah-buahan, ikan,
dan telur, sedangkan beberapa komoditas keseluruhannya diperoleh dari luar
daerah seperti tepung terigu, minyak sawit goreng, kentang, wortel, susu olahan
dan gula pasir.
2.
Ketersediaan energi untuk konsumsi penduduk di Kabupaten
Penajam Paser Utara Tahun 2016 sebesar 2.237,02 Kkalori perkapita perhari,
ketersediaan protein 66,89 gram perkapita perhari dan lemak 60,95 gram
perkapita perhari.
3.
Ketersediaan energi di Kabupaten Penajam Paser Utara pada
tahun 2016 sebesar 2.237,02 Kkal perkapita perhari, berarti di atas angka
rata-rata ketersediaan energi berdasarkan hasil Widya Karya Nasional Pangan dan
Gizi (WNPG) VIII Tahun 2004 sebesar 2.200 Kkal perkapita perhari yaitu surplus 37,02
kkalori perkapita perhari (1,68 persen), beberapa komoditi yang mengalami
surplus diantaranya kelompok padi-padian khususnya komoditi beras dan kelompok
minyak dan lemak.
4.
Ketersediaan protein di Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2016
sebesar 66,89 gram perhari di atas angka rata-rata ketersediaan protein
berdasarkan hasil WNPG VIII tahun 2004 sebesar 57 gram perkapita perhari yaitu
surplus 9,89 gram perkapita perhari.
5.
Kelompok komoditi yang memberikan
kontribusi penyediaan kalori dan protein terbesar adalah kelompok padi-padian
khususnya beras. Meskipun tahun ini
produksi beras Kabupaten Penajam Paser Utara mengalami sedikit penurunan
dibandingkan tahun lalu, tetapi secara keseluruhan penyediaan beras masih
mengalami surplus sehingga kelebihan penyediaan beras bisa diekspor keluar
daerah sebesar 1.439 Ton.
6.
Beberapa
komoditi yang perlu ditingkatkan penyediaannya karena masih dibawah target pola
penyediaan pangan harapan adalah kelompok umbi-umbian, pangan hewani,
kacang-kacangan, gula, dan kelompok sayur dan buah.
0 komentar:
Posting Komentar